ISRAEL - Militer Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza, Senin pagi (17/7). Menurut mereka, serangan udara itu menghancurkan terowongan-terowongan militan sepanjang 15 kilometer dan rumah sembilan komandan Hamas.
Sejumlah warga Gaza, yang terjaga dari tidur mereka akibat serangan semalam itu, menggambarkannya sebagai serangan terberat sejak perang dimulai seminggu yang lalu, dan bahkan lebih kuat daripada gelombang serangan udara di Kota Gaza sehari sebelumnya yang menewaskan 42 orang dan merobohkan tiga bangunan. Serangan sebelumnya itu disebut sebagai yang paling mematikan dalam putaran permusuhan antara Israel dan Hamas di Gaza.
Belum ada kabar tentang korban akibat serangan terbaru itu. Sebuah bangunan tiga lantai di Kota Gaza rusak berat, tetapi penduduk mengatakan militer memperingatkan mereka 10 menit sebelum serangan itu dan semua orang mengungsi. Mereka mengatakan banyak serangan udara menghantam lahan pertanian di dekatnya.
Wali Kota Gaza, Yahya Sarraj, mengatakan kepada TV Al-Jazeera bahwa serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan parah pada jalan-jalan dan infrastruktur lainnya. “Jika agresi berlanjut, kami memperkirakan kondisinya menjadi lebih buruk, '' katanya.
(Baca juga: Cek Fakta Konflik Israel-Palestina di Medsos, agar Tidak Terkena Konten Palsu)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan jika satu-satunya pembangkit listrik di wilayah itu berisiko kehabisan bahan bakar, dan Sarraj mengatakan Gaza juga kekurangan suku cadang. Gaza sudah mengalami pemadaman listrik selama 8 hingga 12 jam setiap harinya, sementara air keran tidak dapat diminum.
Juru bicara perusahaan distribusi listrik di wilayah itu, Mohammed Thabet, mengatakan pihaknya hanya memiliki bahan bakar untuk memasok listrik ke Gaza selama dua atau tiga hari. Ia mengungkapkan, serangan udara telah merusak jalur pasokan dan staf perusahaan itu tidak dapat mencapai daerah yang terkena serangan karena aksi penembakan Israel yang berkelanjutan.
Perang itu meletus pekan lalu, ketika kelompok militan Hamas menembakkan sejumlah roket jarak jauh ke Yerusalem setelah berminggu-minggu protes yang diwarnai bentrokan antara para pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di kota suci itu. Protes itu terfokus pada pengawasan ketat di sebuah tempat suci selama bulan suci Ramadan dan ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina oleh para pemukim Yahudi.
(Baca juga: Warga AS Dibuat Bingung dengan Panduan Pelonggaran Pemakaian Masker)