KABUL - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di ibu kota Afghanistan Kabul telah mengatakan kepada stafnya untuk bekerja dari tempat tinggal mereka setelah lonjakan kasus virus corona membuat satu pekerja lokal meninggal, puluhan terinfeksi dan beberapa lainnya dievakuasi untuk perawatan medis.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/6/2021) Kedutaan mengumumkan bahwa personel telah dikurung di tempat tinggal mereka, hanya diizinkan untuk mendapatkan makanan dari fasilitas makan, berolahraga atau bersantai sendiri. Pertemuan tatap muka di dalam ruangan telah dilarang kecuali "benar-benar misi-kritis," tambah pernyataan itu.
BACA JUGA:Â AS Catat 600.000 Kematian Akibat Covid-19, Lebih dari 33 Juta Terinfeksi
Ditambahkan dalam pernyataan itu bahwa karyawan kedutaan yang tidak memakai masker dan mengabaikan aturan terkait Covid lainnya dapat menghadapi pemindahan dari pos mereka "pada penerbangan berikutnya yang tersedia".
Pembatasan di kompleks Kedutaan AS "akan berlanjut sampai rantai penularan terputus," demikian diwartakan RT.
Situasi epidemiologis sangat serius sehingga “sumber daya ICU rumah sakit militer berada pada kapasitas penuh, memaksa unit kesehatan kami untuk membuat bangsal Covid-19 sementara untuk merawat pasien yang bergantung pada oksigen,” kata kedutaan. Sekira 95 persen dari yang terinfeksi tidak divaksinasi atau hanya sebagian divaksinasi terhadap Covid-19, tambahnya, sambil mendesak staf untuk segera mendapatkan suntikan mereka.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan bahwa anggota staf yang meninggal karena virus itu adalah warga negara Afghanistan.
“Kami sedih dengan kematian banyak warga Afghanistan yang gagah berani yang telah muak dengan pandemi ini dan kami sebenarnya berduka atas kematian mereka. meninggalnya seorang anggota staf kedutaan lokal,” tambah Price.
Baca Juga: Dukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Morowali Hibahkan Tanah ke KKP