Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

4 Pemimpin Dunia yang Mundur karena Revolusi di Negaranya, Ada Presiden Soeharto

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Kamis, 30 Desember 2021 |06:05 WIB
4 Pemimpin Dunia yang Mundur karena Revolusi di Negaranya, Ada Presiden Soeharto
Presiden Soeharto (Foto: Wikipedia)
A
A
A

JAKARTA - Aksi demonstrasi dan protes dari masyarakat mengenai pola pemerintahan dan kinerja kepala negaranya melahirkan sebuah revolusi yang mampu melengserkan sang pemimpin. Beberapa pemimpin di dunia, termasuk Indonesia, pernah mengalami hal tersebut. Berikut daftarnya diolah dari berbagai sumber:

1. Hosni Mubarak

Presiden Mesir Hosni Mubarak resmi mengundurkan diri pada 2011 setelah memimpin selama 30 tahun. Rakyat Mesir menginginkan kepemimpinan Mubarak berakhir dan menghendaki UU yang melarang seorang presiden memimpin selama lebih dari 2 periode. Melansir The Guardian, masyarakat telah menjalani aksi protes selama 18 hari sebelum akhirnya berhasil menggulingkan Mubarak. Revolusi Mesir ini terinspirasi oleh Revolusi Tunisia. Pengunduran diri Mubarak diumumkan langsung oleh Wakil Presiden Omar Suleiman. Keputusan itu disambut sangat baik, diiringi sorak-sorai, dan ucapan syukur warga Mesir.

 Baca juga: Diperiksa Polisi, Permadi Dicecar 15 Pertanyaan soal Kalimat Revolusi

2. Soeharto

Di Indonesia, Presiden yang mundur akibat revolusi adalah Soeharto. Presiden ke-2 Republik Indonesia ini resmi mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 setelah berkuasa selama 30 tahun. Mengutip buku ‘Reformasi dan Jatuhnya Soeharto’, banyak pihak menyebut bahwa krisis ekonomi yang terjadi sejak Mei 1997 disebabkan oleh praktik kolusi, nepotisme, dan monopoli yang dilakukan. Mahasiswa mulai melakukan demonstrasi di awal 1998, menuntut pemerintah untuk mewujudkan reformasi di semua bidang. Tak hanya itu, mahasiswa juga menuntut Soeharto untuk turun dari jabatannya.

 Baca juga: Sukses Jenderal Besar Soeharto Pimpin Serangan 1 Maret hingga Padamkan G30S PKI

3. Zine El Abidine Ben Ali

Ben Ali, yang telah 23 tahun memimpin Tunisia, lengser pada 14 Januari 2011. Dira menyerah setelah warganya melakukan demonstrasi besar-besaran disertai protes keras. Beberapa hal yang disoroti oleh para pengunjuk rasa adalah naiknya harga bahan bakar, pangan, korupsi, dan pengangguran. Masyarakat juga menghendaki Ben Ali untuk turun dari jabatannya. Protes ini berjalan sejak Desember 2010, dan selesai ketika Ben Ali mengundurkan diri.

4. Raja Louis XVI

Revolusi Prancis yang merebak di tahun 1789 membuat raja yang memimpin saat itu, Louis XVI, mengundurkan diri. Mengutip jurnal Wahana Pendidikan berjudul ‘Peran Golongan Borjuis dalam Revolusi Prancis 1789’, sistem pemerintahan Prancis yang bersifat monarki absolute berusaha untuk dijatuhkan oleh kelompok demokrat dan pendukung republikan. Melalui revolusi ini, Prancis melakukan transformasi besar dalam sistem pemerintahan dan politiknya, yang semula negara monarki menjadi negara republik.

Raja Louis XVI banyak mendapat protes dari warganya dan dianggap tidak kompeten dalam mengatur keuangan negara. Meskipun raja dan para penasihatnya sudah mengatur strategi demi meredam protes warga, namun hal itu tidak membuahkan hasil. Louis XVI dihukum oleh rakyatnya melalui hukuman penggal karena diduga bekerja sama dengan negara lain.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement