SYDNEY - Penutupan bandara dan terputusnya jalur komunikasi menghambat upaya internasional untuk membantu Tonga yang terhantam tsunami karena letusan gunung berapi.
Menteri urusan Pasifik Australia Zed Seselja mengatakan para pejabat Tonga berencana mengevakuasi warga dari pulau-pulau terluar.
"Mereka sangat sulit melakukannya, kami tahu, dengan banyaknya rumah yang hancur diterjang tsunami," terangnya.
Belum ada laporan resmi tentang korban luka-luka atau kematian. Jaringan telepon dan internet sangat terbatas dan daerah-daerah pantai masih belum diakses.
Baca juga:Â Â Setidaknya 3 Orang Tewas Akibat Tsunami di Tonga, Korban Diperkirakan Bertambah
"Kami belum punya informasi lagi yang menunjukkan… jumlah korban… informasinya masih relatif setengah-setengah," ujarnya dalam acara TV Nine's Today pada Selasa (18/1).
"Prioritas sekarang adalah mengirim bantuan ke Tonga, dan kendala terbesar saat ini… adalah bandara. Masih banyak abu (vulkanik di sana)," lanjutnya.
Baca juga:Â Pulau Utama Tonga Alami Kerusakan Berat Akibat Erupsi dan Tsunami
Dia mengatakan bandara di Tonga kemungkinan baru bisa dibuka pada Rabu (19/1) esok.
Erupsi gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai di Cincin Api Pasifik yang masih aktif menimbulkan gelombang tsunami di Samudra Pasifik dan letusannya terdengar hingga sejauh 2.300 km di Selandia Baru.
Negara kepulauan Pasifik Selatan itu masih terisolasi dari dunia luar sejak erupsi merusak jalur utama kabel komunikasi bawah laut.
(sst)