JAKARTA - Peristiwa penculikan dan penembakan yang dilakukan sekelompok tentara kepada Jenderal Ahmad Yani membuat Subardi sebagai ajudan Jenderal Ahmad Yani yang merupakan Panglima Angkatan Darat panik dan gelisah.
Subardi pergi ke Cijantung setelah melapor ke Panglima Daerah Militer Jakarta Raya Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah. Lalu bergegas ke rumah Kolonel Sarwo Edhie Wibowo untuk meminta bantuan.
Sesampainya di rumah Sarwo, ia langsung menerobos masuk untuk bertemu Sarwo karena hal ini sangat darurat menyangkut keberadaan dan keselamatan Jenderal Ahmad Yani.
Sambil menangis, Subardi menceritakan musibah yang menimpa Jenderal Yani. Menurut Subardi, atasannya ditembak dan dibawa sekelompok tentara menjelang subuh. Lalu, ia meminta bantuan Sarwo untuk mencari keberadaan Jenderal Yani.
Baca juga: Ketika Ajudan Jenderal Ahmad Yani Temui Sarwo Edhie Wibowo Sambil Menangis
Kolonel Sarwo Edhie Wibowo memang diketahui memiliki hubungan erat dengan Jenderal Ahmad Yani. Keduanya pernah menjadi bagian dari Pembela Tanah Air (Peta) pasukan bentukan Jepang.
Baca juga: Saat Sarwo Edhie Wibowo dalam Bidikan Pasukan Elite Inggris di Belantara Borneo
Dikutip dari buku Sarwo Edhie dan Misteri 1665, Yani dan Sarwo memiliki hubungan erat. Mereka pernah satu kesatuan di Pembela Tanah Air (Peta), pasukan bentukan Jepang, dengan pangkat shodancho.
Ketika Yani Komandan Batalion V Brigade IX Divisi Diponegoro, Sarwo menjabat sebagai komandan kompi.
Baca juga: Sisi Lain Ahmad Yani, Jenderal Korban PKI Penerima Pedang Samurai Legendaris
(Fakhrizal Fakhri )