KOLOMBO - Polisi Sri Lanka mengatakan pada Minggu (20/3/2022) dua pria pingsan dan meninggal saat menunggu dalam antrian terpisah untuk mengamankan bahan bakar di tengah meroketnya harga yang mengarah ke rekor inflasi.
Kedua orang itu, yang berusia tujuh puluhan tahun, meninggal ketika mereka sedang menunggu bensin dan minyak tanah di dua bagian negara yang berbeda, kata Juru Bicara polisi Nalin Thalduwa di ibukota komersial Kolombo.
Selama berminggu-minggu orang telah mengantre di pompa, seringkali selama berjam-jam, dan negara itu mengalami pemadaman listrik bergilir.
"Yang satu pengendara roda tiga berusia 70 tahun penderita diabetes dan jantung, sedangkan yang kedua 72 tahun, keduanya sudah mengantre sekitar empat jam untuk mendapatkan bahan bakar minyak," kata Thalduwa.
Pada Minggu Sri Lanka menangguhkan operasi di satu-satunya kilang bahan bakar setelah stok minyak mentah habis, kata Ashoka Ranwala, presiden Serikat Pekerja Umum Perminyakan.
Kementerian energi tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Penggunaan minyak tanah meningkat setelah keluarga berpenghasilan rendah mulai beralih dari gas untuk memasak karena kenaikan harga. Pada Minggu Laugfs Gas, pemasok terbesar kedua di negara itu menaikkan harga sebesar 1.359 rupee (sekira Rp70 ribu) untuk silinder 12,5 kg, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara