MOSKOW - Anggota kelompok feminis Pussy Riot Maria Alyokhina (33) berhasil lolos dari polisi Rusia dengan menyamar menjadi sopir pengiriman. Ia sebelumnya menghadapi hukuman karena kritik kebijakan perang Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Melansir Mirror, Rabu (11/5/2022), ia lolos dari hukuman tahanan rumah di Moskow dengan menyamar sebagai sopir pengiriman guna menghindari tindakan brutal terhadap para pembangkang.
Aksinya bisa menghindari polisi di Ibu Kota Rusia itu disamakan denga mata-mata.
Kini Alyokhina berada di Lithuania bersama puluhan ribu orang Rusia yang meninggalkan negara tersebut, setelah UU yang menekan oposisi diberlakukan menyusul invasi ke Ukraina.
Alyokhina mengatakan, pihaknya sekarang berencana untuk tur mengumpulkan uang bagi mereka yang terdampak perang.
“Banyak keajaiban terjadi minggu lalu. Kedengarannya seperti novel mata-mata,” katanya kepada The New York Times.
Dalam sebuah wawancara, dia mengungkapkan menyamar sebagai kurir makanan untuk melarikan diri dari Moskow.
“Saya tidak berpikir Rusia memiliki hak untuk hidup lagi," ujarnya.
 BACA JUGA:Ikuti Negara Barat, Jepang Bakal Stop Impor Minyak dari Rusia
Dia mengatakan, meskipun Rusia modern terlihat seperti "iblis besar" dari luar, pelariannya menunjukkan itu "sangat tidak terorganisir".
Dalam pengalamannya, aktivis itu mengatakan, "tangan kanan tidak tahu apa yang dilakukan tangan kiri".
Kelompok Pussy Riot pertama kali menjadi pusat perhatian satu dekade lalu ketika mereka mengadakan protes anti-Putin yang dramatis di Katedral Kristus Juru Selamat di Moskow.
Ini membuat para anggotanya dijatuhi hukuman penjara dua tahun, tetapi tidak menghalangi aktivisme mereka.