KUALA LUMPUR – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menuntut permintaan maaf dari pimpinan partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi karena mengklaim bahwa dia telah memalsukan identitasnya sebagai orang Melayu.
Dalam sebuah posting Facebook pada Selasa (17/5/2022) Mahathir menyebut Zahid sebagai “pembohong kompulsif”, menambahkan bahwa ia akan mengambil tindakan hukum jika Zahid tidak meminta maaf.
“Zahid pembohong. Orang kulit putih mengatakan 'pembohong kompulsif'. Sebelumnya selama kampanye pemilihan umum ke-14, dia mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa kartu identitas asli saya telah menyebut saya sebagai Mahathir a/l Iskandar Kutty,” kata Mahathir dalam postingnya sebagaimana dilansir Channel News Asia.
A/l adalah kependekan dari “anak lelaki” (anak laki-laki) yang biasa digunakan untuk nama orang Malaysia keturunan India. Pria Melayu menggunakan "bin (putra)" dalam nama mereka.
Mahathir, yang telah memimpin UMNO selama beberapa dekade dan sekarang menjadi ketua partai Parti Pejuang Tanahair (Pejuang), mengatakan Ahmad Zahid telah menuduh bahwa dia menerima kartu identitas dengan nama tersebut dari direktur jenderal Departemen Registrasi Nasional.
“Tuduhan Zahid ini adalah menuduh saya keturunan India dan telah menggunakan bahasa Melayu selama 22 tahun saya menjadi perdana menteri,” kata Mahathir, seraya menambahkan bahwa Zahid tidak menunjukkan bukti apa pun untuk mendukung klaim ini.
Dalam postingannya, Mahathir memberikan tautan ke artikel Malaysiakini tertanggal 30 Juli 2017, yang melaporkan ucapan Ahmad Zahid dalam pidatonya di pertemuan UMNO.
“Dia ingin mendiskreditkan saya sedemikian rupa dengan menunjukkan kepada publik bahwa saya telah berbohong tentang status ras saya,” tulis Mahathir.
“Dengan itu dia ingin membantah kelayakan saya memimpin UMNO, partai-partai Melayu lainnya dan juga orang Melayu secara keseluruhan.
“Ternyata saya ‘anak lelaki’ dan bukan ‘bin’, jadi saya bukan orang Melayu.”