MOSKOW – Sebuah video yang memperlihatkan politikus Rusia menyerukan Presiden Vladimir Putin menempatkan rudal hipersonik dalam jarak serang wilayah Amerika Serikat (AS) menjadi viral di media sosial.
Berbicara di televisi pemerintah, Anggota Duma (parlemen Rusia) Andrei Gurulyov membahas perlunya resolusi untuk konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
BACA JUGA: Rusia Pamerkan Rudal Hipersonik Zircon
Gurulyov mengatakan bahwa memindahkan senjata hipersonik Rusia ke dalam jarak yang dapat menyerang wilayah AS akan memaksa Presiden Joe Biden untuk datang ke meja perundingan dengan Rusia dan berhenti memasok Ukraina dengan senjata untuk konflik.
Video itu dibagikan oleh jurnalis Daily Beast Julia Davis di halaman Twitternya dan menjadi viral, dilihat lebih dari 130.000 kali.
"Para propagandis di TV pemerintah Rusia menganjurkan menciptakan Krisis Rudal Kuba lainnya (kali ini, dengan rudal hipersonik) untuk mengekstraksi konsesi dari AS," tulis Davis.
"Mereka juga mengusulkan penghancuran total infrastruktur kritis Ukraina dan memperingatkan negara-negara lain: 'Anda berikutnya.'".
Dalam klip tersebut, Gurulyov berbicara dalam bahasa Rusia tetapi terjemahan bahasa Inggris terlihat di sepanjang bagian bawah layar. Tidak jelas kapan rekaman itu direkam, demikian wiartakan Newsweek.
"Saat ini, mereka mengirimkan MLRS (Multiple Launch Rocket System), howitzer, mereka akan mengirimkan apa pun di sana (di Ukraina), hingga bom nuklir hanya untuk tidak membiarkan kita menang," kata Gurulyov, merujuk pada komitmen negara-negara Barat. untuk memasok Ukraina dengan senjata.
BACA JUGA: Biden Konfirmasi Rusia Gunakan Rudal Hipersonik di Ukraina
"Selanjutnya, mereka akan mengirim pesawat, sistem anti-pesawat, kemudian sistem anti-rudal dan seterusnya dan seterusnya, mereka tidak akan tenang."
Dia kemudian menyampaikan pandangannya tentang bagaimana Rusia bisa melanjutkan operasi militernya di Ukraina.
"Setiap détente terjadi setelah krisis yang baik, seperti détente yang mengikuti Krisis Rudal Kuba," lanjutnya.
"Mengapa? Karena selama Krisis Rudal Kuba, ada ancaman langsung ke wilayah AS yang tidak segera mereka tanggapi.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut