BAKU - Tentara Azerbaijan telah melancarkan operasi militer terhadap milisi etnis Armenia di Nagorno-Karabakh yang berusaha untuk "membangun posisi tempur baru" di wilayah sengketa tersebut, demikian diklaim kementerian pertahanan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (3/8/2022).
Menurut kementerian tersebut, operasi itu diluncurkan setelah milisi melanggar perjanjian gencatan senjata antara Yerevan dan Baku, yang dimediasi oleh Moskow pada 2020. Baku sebelumnya menuduh milisi Armenia menyerang posisi Azerbaijan di wilayah tersebut dan mengonfirmasi kematian setidaknya satu tentara.
BACA JUGA:Â Pertempuran Kembali Pecah di Nagorno-Karabagh, Armenia Tembak Jatuh Helikopter Azerbaijan
Pasukan Azerbaijan menguasai beberapa "tempat tinggi komando penting” selama apa yang disebut sebagai 'Operasi Balas Dendam', tambah kementerian sebagaimana dilansir RT.
Kementerian juga merilis sebuah video yang tampaknya menunjukkan serangan udara di pangkalan milisi lokal yang menampung beberapa unit artileri. Rekaman menunjukkan beberapa artileri yang ditarik dan truk dihancurkan.
Ketegangan meningkat di Nagorno-Karabakh selama beberapa hari ini. Sebagian besar wilayah, yang secara resmi diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, berada di bawah kendali de facto Yerevan. Ini adalah rumah bagi mayoritas penduduk etnis Armenia.
BACA JUGA:Â Putin: Hampir 5.000 Orang Tewas dalam Konflik di Nagorno-Karabagh
Baik Yerevan dan Baku baru-baru ini saling menuduh provokasi militer di wilayah tersebut, dan telah melaporkan korban. Rusia, yang memiliki pasukan penjaga perdamaian di daerah itu, melaporkan “pelanggaran gencatan senjata” dan mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
Masing-masing pihak telah menuduh pihak lain melakukan serangan, termasuk penembakan "intensif", sejak Senin (1/8/2022), ketika laporan pertama tentang gejolak muncul di media lokal. Media Armenia melaporkan pasukan Azerbaijan menyerang milisi etnis Armenia lokal di beberapa lokasi di seluruh Nagorno-Karabakh selama beberapa hari terakhir, dan menuduh Baku merencanakan serangan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut