SUKABUMI - Jasad Salman (35) yang hampir dua pekan tidak teridentifikasi hingga sebagian anggota tubuhnya sudah menjadi kerangka, hal tersebut yang membuat dokter forensik dari Polri mengalami kesulitan dalam proses autopsi di Ruang Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD Sekarwangi, pada Rabu (3/8/2022) sekitar pukul 22.00 WIB malam.
 BACA JUGA:Soal Insiden Suporter PSS Sleman yang Tewas, Ketum PSSI: Jangan Sampai Terulang Lagi!
Proses autopsi yang dilaksanakan selama kurang lebih satu jam tersebut, selesai pada pukul 23.00 WIB. Dokter Forensik Polri, dr Arif Wahyono mengakui agak kesulitan dalam proses autopsi tersebut, jasad yang sudah lama dan sebagian sudah menjadi kerangka, menjadi kendala dalam mengungkap penyebab kematian tukang ojek pangkalan tersebut.
"Jadi kami menerima jenazah dari Ciemas dalam keadaan sudah menjadi kerangka, karena itu agak sudah memeriksanya, jadi nanti hasilnya langsung lewat Kapolres," ujar dr Arif Wahyono kepada MNC Portal Indonesia usai melakukan autopsi.
Jasad Salman ditemukan di pinggir Jalan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, ruas Loji - Puncak Darma, tepatnya di Kampung Balewer Margamukti, Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu (3/8/2022) pagi, lalu di evakuasi ke RSUD Palabuhanratu dan selanjutnya di autopsi di RSUD Sekarwangi.
 BACA JUGA:Honorer 2023 Dihapus, Wagub Jabar: Tidak Usah Gundah!
Ayah korban, Sulaeman (57) mengatakan bahwa korban sudah sering mengantarkan penumpang yang akan menuju wilayah Pajampangan ataupun Geopark Ciletuh. Dan sebelum anaknya dinyatakan hilang, ia juga pernah memperingati korban agar tidak menarik penumpang dengan jarak jauh.
"Hilangnya hari Sabtu (23/7/2022) sekira pukul 15.00 WIB berangkat ngojek ke Jampangnya atau ke Girimuktinya itu. Anak saya yang bungsu perempuan nangis di Bagbagan (pangkalan ojek tempat mangkal korban), karena belum dijemput oleh kakaknya yang menurut teman-temannya sedang narik penumpang ke Jampang," ujar Sulaeman.