JAKARTA - Penjelajahan samudera dilakukan oleh Bangsa Eropa untuk menemukan dunia baru. Ada beragam alasan bagi mereka untuk melakukan kegiatan ini, seperti mencari kekayaan hingga rempah-rempah.
Tidak hanya Eropa, para penjelajah dari Timur dan Asia pun sudah banyak yang melakukan penjelajahan mengelilingi samudra sebelumnya.
BACA JUGA: Kisah Laksamana Cheng Ho, Ahli Geografi Muslim Penemu Amerika Sebelum Columbus
Beberapa dari mereka berhasil mendarat ke tanah baru, salah satunya Indonesia. Berikut tokoh-tokoh penjelajah dunia yang pernah singgah ke Indonesia.
1. Laksamana Cheng Ho
Laksamana Cheng Ho merupakan seorang penjelajah asal Tiongkok yang mendarat ke Nusantara di abad ke XV. Diketahui, Cheng Ho telah mengunjungi Nusantara sebanyak tujuh kali dan selalu memberikan hadiah kepada raja yang berkuasa. Ketika singgah di Samudra Pasai, Laksamana Cheng Ho menghadiahi sang Sultan dengan sebuah lonceng raksasa. Dia juga melakukan hal yang sama saat berada di Cirebon di mana ia menghadiahi cenderamata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon.
Sebagai seorang penjelajah, Cheng Ho telah mengunjungi 30 negara di Asia-Afrika dan mempelajari banyak kebudayaan dari negara yang ia kunjungi. Tidak hanya belajar, Cheng Ho yang beragama Islam juga dianggap sebagai salah satu tokoh penyebar agama Islam, termasuk di Indonesia.
2. James Cook
James Cook merupakan salah satu penjelajah tersohor asal Inggris yang pernah menginjakkan kakinya di Nusantara, tepatnya daerah Batavia. Alasan James Cook singgah di Nusantara semata-mata karena terdapat kerusakan pada kapalnya dan kehabisan bekal. Dilansir dari National Geographic, tujuan utama pelayaran Cook saat itu bukanlah Nusantara melainkan Tahiti untuk mengobservasi transit Venus dan Terra Australis Incognita, tanah tak bertuan di selatan Hindia Timur.
James Cook cukup lama singgah di Batavia. Sayangnya, ketika James Cook datang, Batavia tidak berada di masa jayanya. Kota Batavia saat itu sedang dalam keadaan yang buruk di mana malaria menjadi wabah, kanal-kanal yang menyurut, dan udara yang tidak sehat.
3. Ibnu Batutah
Memiliki jiwa penjelajah, Ibnu Batutah sudah memulai perjalanannya sejak ia masih muda. Perjalanannya dimulai saat dia pergi haji pada usia 21 tahun. Dalam perjalanannya menuju Mekkah, Ibnu Batutah juga mengunjungi negara dan kota lainnya seperti Tunisia dan Aljazair. Ibnu Batutah memulai penjelajahan samudranya usai melaksanakan haji, di mana tujuan pertamanya adalah Timur Tengah.
Ibnu Batutah merupakan penjelajah muslim asal Maroko yang berhasil menjelajahi 44 negara, termasuk Nusantara. Dalam bukunya, Rihlah Ibn Battuta, Ibnu Batutah menuliskan bahwa ia pernah singgah di Samudra Pasai selama dua minggu. Saat itu, Kerajaan Samudra Pasai sedang dikuasai oleh Sultan Al Malikul Zahir. Selain Aceh, Ibnu Batutah juga menyebut Jawa dan Sumatera dalam catatannya.
BACA JUGA: Arak Batavia Sempat Dicicipi Marco Polo dan Kapten James Cook
4. Marco Polo
Perjalanan Marco Polo di Asia terekam dalam buku The Travels of Marco Polo. Perjalanannya dimulai saat berusia 17 tahun di mana ia melewati Jalur Sutera untuk bisa sampai ke daratan China yang berada pada kekuasaan Kubilai Khan. Selain China, ia juga menjelajahi negra-negara di asia lainnya, tak terkecuali Nusantara.
Marco polo menginjakkan kakinya di Nusantara pada 1292, tepatnya di Pulau Sumatera atau yang disebutnya sebagai Jawa Kecil. Marco Polo singgah di Sumatera selama 5 bulan. Ia mendokumentasikan mengenai empat kerajaan di sana yaitu Samudra Pasai, Perlak, Basman, dan Pidie. Selain Sumatra, Marco Polo juga mengunjungi Pulau Jawa yang disebutnya sebagai Jawa Besar.
5. Alfonso D'albuquerque
Nama Alfonso D'albuquerque mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Namanya tertulis dalam buku pelajaran sejarah yang dipelajari semua pelajar Indonesia. Alfonso D'albuquerque merupakan seorang pelaut asal Portugis yang menjadi arsitek utama Portugis dalam ekspedisi Asia. Pendaratannya di Nusantara menjadi awal bagi kolonialisasi Eropa di Nusantara.
Tahun 1511 menjadi awal masuknya armada laut Portugis ke Nusantara, tepatnya di Pulau Malaka. Alfonso D'albuquerque menjadi pemimpin dalam ekspedisi itu. Tujuan Portugis saat itu adalah mencari rempah-rempah yang menjadi barang mewah di Eropa. Kedatangan pasukan Portugis saat itu menimbulkan peperangan karena usaha mereka yang ingin memonopoli perdagangan.
(Rahman Asmardika)