JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) Luhut B Panjaitan menjelaskan, reorganisasi yang kemudian terjadi pada 1985 merupakan salah satu fase yang penting dalam sejarah Kopassus.
Saat itu, Kopassandha dengan Brigjen TNI Sintong Panjaitan sebagai komandan pada 1985 mulai melakukan perubahan, termasuk di bidang organisasi dan mengasah mutu anggotanya.
Perubahan-perubahan baik di bidang organisasi maupun dalam mengasah mutu anggotanya. Dalam rangka membentuk pasukan khusus yang "kecil, efektif, efisien, dan profesional" maka dilaksanakan berbagai seleksi mulai dari kesamaptaan jasmani, administrasi, umur, psikologi, kemampuan fisik, serta mental ideologi yang wajib diikuti semua anggota Kopassandha.
Anggota yang lulus tahap awal diharuskan mengikuti latihan lapangan selama tiga minggu. Yang berhasil lolos seleksi lapangan akan diikutkan dalam pelatihan spesialisasi dasar yang materinya antara lain: intel ops, daki serbu, zeni demolisi, penembak runduk, peralatan, perhubungan, kesehatan, terjun bebas, dan lain-lain.
Sesudah mengikuti spesialisasi dasar, para anggota melanjutkan pelatihan perang hutan dan anti gerilya.
"Hal ini yang membuat Kopassus makin bagus. Dulu waktu ke Timtim tahun 1975, modalnya hanya modal berani saja dan modal nembak. Nggak ada itu namanya spesialisasi dan pengalaman itu mewarnai saya. Dalam perjalanan karier saya dari berbagai tugas dan pendidikan kemudian lahirlah spesialisasi itu," kata Jenderal Luhut.