JAKARTA - Tangan Ismail Khan gemetar saat ia menunjuk ke lantai dua sebuah bangunan yang terbakar di ibu kota India, Delhi.
Di situlah ia terakhir kali melihat adik perempuannya, yang terjebak dan tidak bisa bernapas, berusaha mati-matian menemukan jalan keluar karena bangunan itu penuh oleh asap dan api.
BACA JUGA:Kasus Korupsi Lukas Enembe Masuk Daftar 10 Besar di Papua, Ada Dana Rp560 Miliar untuk Judi
Muskan, 21 tahun, termasuk di antara 27 orang yang meninggal dalam kebakaran besar yang terjadi pada bulan Mei di sebuah unit manufaktur elektronik di gedung empat lantai tersebut.
Dalam hari-hari setelah kebakaran, seorang pejabat tinggi polisi mengatakan kepada media bahwa pemilik gedung belum mendapatkan sertifikat izin dari pemadam kebakaran dan polisi sebelum menyewakan tiga lantai bangunan tersebut kepada dua bersaudara yang menjalankan unit manufaktur.
Sebagaimana dilansir dari BBC, Senin (19/9/2022), petugas hubungan masyarakat polisi Delhi juga mengatakan bahwa unit itu tidak memiliki "lisensi yang diperlukan" untuk beroperasi.
BACA JUGA:Punya 80% Bahan Baku Nikel, Industri Baterai Kendaraan Listrik RI Bakal Jadi Market Leader Asean
BBC menelepon pemilik pabrik beberapa kali tetapi tidak menerima jawaban. BBC juga berusaha menghubungi pengacara mereka tetapi ia menolak menjawab pertanyaan.
India berambisi untuk menjadi pusat kekuatan industri, dengan skema dan reformasi pemerintah yang dirancang untuk mendorong investasi dan inovasi. Namun tragedi seperti kebakaran Delhi sudah terlalu sering terjadi, dengan para pekerja yang putus asa dan rentan seringkali menjadi pihak yang harus menanggung akibatnya.
Kecelakaan industri menewaskan ratusan orang dan mengakibatkan ribuan orang cacat permanen setiap tahun. Seorang menteri federal mengatakan kepada parlemen pada tahun 2021 bahwa setidaknya 6.500 pekerja meninggal dunia saat bekerja di pabrik, pelabuhan, tambang, dan lokasi konstruksi dalam lima tahun terakhir.
Aktivis buruh, yang telah bekerja di lapangan selama bertahun-tahun, mengatakan bahwa angka-angka tersebut bisa jadi lebih tinggi karena ada banyak insiden yang tidak dilaporkan atau dicatat.
Menurut data yang dikumpulkan oleh serikat pekerja global IndustriAll, sektor-sektor seperti manufaktur, bahan kimia, dan konstruksi di India melaporkan jumlah kematian terbanyak.
Pada tahun 2021 saja, dikatakan rata-rata tujuh kecelakaan dilaporkan setiap bulan di industri manufaktur India, menewaskan lebih dari 162 pekerja.