RSHS Deteksi 12 Kasus Gangguan Ginjal Akut, Warga Diminta Tidak Panik
BANDUNG - Masyarakat diminta tidak panik menanggapi maraknya kasus gagal ginjal akut yang saat ini banyak terjadi di Indonesia. Konsumsi makanan dan obat disarankan berjalan seperti biasa, namun tidak berlebihan.
"Kami harap masyarakat tidak panik, tapi bisa mencegah sedini mungkin sehingga bisa terhindar dari kematian. Jangan sampai, yang datang ke kami jangan dalam keadaan stadium berat," jelas Staf KSM Ilmu Kesehatan Anak RSHS Prof Dr Dany Hilmanto, Rabu (19/10/2022).
Masyarakat pun diminta tidak cemas akan kondisi yang saat ini terjadi. Di antaranya soal obat parasetamol dan makanan. Dia mempersilahkan para dokter tetap memberikan obat sesuai dengan ketentuan.
Baca juga: Breaking News! Gangguan Gagal Ginjal Akut di Indonesia Capai 206 Kasus, 99 Anak Meninggal
"Silakan para dokter melihat kandungan obat di kemasan. Sepanjang itu isi paracetamol murni, silakan dipakai. Masyarakat bisa pakai itu juga secara tenang. Silakan pakai secara wajar dosisnya," beber dia.
Begitupun makanan, masyarakat diminta tidak terlalu khawatir terhadap makanan yang dikonsumsi, selama dalam batas wajar. Namun tetap, masyarakat diharapkan mengonsumsi makanan sehat. Karena, sampai saat ini belum ditemukan penyebab gangguan ginjal akut.
"Ini memang belum diketahui secara persis penyebabnya. Kami sudah telusuri, tapi belum juga diketahui penyebabnya baik prerenal, renal, dan post renal. Tapi kami pastikan akan terus mencari tahu, agar bisa maksimal dalam pengobatannya," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) merawat 12 pasien yang terdeteksi mengalami gangguan ginjal akut. Dari jumlah itu, beberapa pasien sembuh dan meninggal dunia.
(Qur'anul Hidayat)
