Share

Lebih Mematikan Rokok atau Polusi Udara? Jawabannya Mengejutkan!

Agregasi BBC Indonesia, · Kamis 19 Januari 2023 06:04 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 18 18 2748978 lebih-mematikan-rokok-atau-polusi-udara-jawabannya-mengejutkan-Aa4oMaT3BZ.png Ilustrasi polusi udara. (Foto: Getty Images)

SEBERAPA besar bahaya polusi udara terhadap umur kita? Sekelompok ilmuwan menyatakan polusi udara luar merampok rata-rata usia hidup kita hampir tiga tahun (2,9 tahun), dua kali lipat dari yang diduga sebelumnya dan lebih besar daripada merokok.

Mengutip BBC News Indonesia, dalam sebuah kajian yang diterbitkan di jurnal Cardiovascular Research, mereka menyatakan angka ini hampir 10 kali lebih besar dalam menurunkan harapan hidup yang disebabkan oleh segala bentuk kekerasan digabungkan - termasuk perang.

Para peneliti menemukan bahwa jumlah kematian karena polusi udara bisa melebihi kematian akibat merokok.

Mereka menggunakan metode statistika untuk menghitung tingkat kematian dan pengurangan usia harapan hidup di tahun 2015 dan menemukan bahwa polusi udara terhubung ke 8,8 juta kematian.

Merokok tembakau bertanggungjawab terhadap lebih dari 8,2 juta kematian setiap tahun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dari angka itu, lebih dari tujuh juta disebabkan penggunaan langsung rokok dan produk turunannya.

'Pandemi Polusi Udara'

Paparan polusi udara meningkatkan risiko serangan kardiovaskuler dan penyakit pernapasan. Selain itu ada efek buruk lainnya terhadap kehidupan kita.

"Kami percaya hasil ini memperlihatkan adanya 'pandemi polusi udara'" kata Thomas Münzel, profesor di Mainz University Medical Center dan salah seorang penulis pada kajian tersebut, dalam pernyataannya.

"Para pembuat kebijakan dan komunitas medis harus memberi perhatian lebih terhadap hal ini," katanya.

"Selama beberapa dekade terakhir, sedikit perhatian yang diberikan kepada polusi udara ketimbang pada rokok," kata MĂĽnzel.

Baca juga: Badai Pasir Musim Dingin Hantam Beijing dan China Utara, Pemerintah Keluarkan Peringatan Biru

MĂĽnzel dan rekan-rekannya berpendapat bahwa usia harapan hidup bisa meningkat dengan signifikan dengan pengurangan emisi bahan bakar fosil.

Jika emisi ini bisa dipangkas ke angka nol, menurut mereka, usia harapan hidup bisa meningkat setidaknya setahun secara global.

Kehilangan regional dan nasional

Tim ahli juga memperkirakan dampak jangka panjang paparan polusi udara terhadap usia harapan hidup secara regional dan nasional.

Di Asia Timur, usia harapan hidup terpotong nyaris empat tahun, sementara yang terendah adalah di Oceania (0,8 tahun).

Dampak juga berbeda tajam dari satu negara ke negara lain.

Di Chad, lebih dari tujuh tahun usia harapan hidup terpangkas karena polusi, sementara di Kolombia angkanya empat bulan (0,37 tahun).

Follow Berita Okezone di Google News

Emisi buatan manusia

Kajian ini menganalisis emisi yang dihasilkan manusia maupun polusi alami, yaitu polusi yang tak terhindarkan seperti debu gurun dan kebakaran alami.

Disimpulkan sekitar dua pertiga kematian prematur global yang disebabkan oleh polusi terhubung dengan tindakan manusia.

"Ini bisa 80% di negara dengan pendapatan tinggi," kata Thomas MĂĽnzel.

"Sekitar 5,5 juta kematian di seluruh dunia secara potensial bisa dihindari."

Para peneliti juga menganalisis hubungan antara polusi udara dengan enam jenis penyakit mulai dari darah tinggi hingga kanker paru.

Mereka menemukan bahwa penyakit jantung menjadi penyumbang terbedar dalam memangkas usia manusia, diikuti oleh infeksi pernapasan.

"Ketika kita lihat bagaimana polusi memainkan peran dalam beberapa jenis penyakit, dampak terhadap penyakit kardiovaskuler merupakan yang terbesar. Sangat mirip dengan dmapak merokok," kata Jos Lelieveld, anggota tim peneliti lain.

"Polusi udara menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah seiring peningkatan stres oksidatif, yang lantas meningkatkan tekanan darah, diabetes, stroke, serangan jantung dan gagal jantung".

Orang tua lebih terpengaruh

Para peneliti menemukan bahwa polusi lebih besar dampaknya pada orang tua. Mereka memperkirakan 75% kematian global terhubung ke polusi udara terjadi pada orang usia 60 tahun ke atas.

Mengomentari temuan ini, Samuel Cai, ahli epidemi di Oxford University - yang tak terlibat riset ini - mengatakan bahwa ini "memperlihatkan bahwa polusi udara merupakan faktor risiko utama terhadap kesehatan di seluruh dunia".

Bukan rahasia bahwa polusi udara merupakan "tembakau baru", maka dampak kesehatan umumnya sangat jelas," tambah Cai.

"Pihak berwenang harus bertindak cepat dan menyeluruh untuk melindungi warga negara mereka melalui kebijakan berdasar ilmu pengetahuan".

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini