LONDON – Inggris pada Rabu, (1/2/2023) dicengkeram oleh pemogokan terbesar dalam satu dekade, sementara para pemimpin di parlemen bertikai seputar penanganan krisis biaya hidup dan aksi boikot pekerja ini. Krisis ini diperkirakan akan semakin memburuk dalam minggu-minggu mendatang.
Pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Keir Starmer mengecam respons Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak terhadap gelombang pemogokan yang sedang berlangsung di Inggris.
“Setelah bercokol dan berkuasa selama 13 tahun, menuduh Partai Buruh karena kegagalannya membereskan masalah pemogokan ini benar-benar pandir. Ketagihan Partai Konservatif pada kerja buruk dan skandal sangat merugikan negara ini, dan biaya yang harus ditanggung publik semakin besar,” jelasnya, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia
Membalas kecaman ini, PM Inggris Rishi Sunak pada Rabu menyerukan kepada pihak oposisi, Partai Buruh, untuk mengecam langkah pemogokan yang dilakukan di seluruh negeri serta memberikan dukungan pada anak-anak sekolah.
“Ketua, dia (maksudnya pemimpin oposisi) tidak mampu menghadapi para bos serikat. Dia juga tidak mampu membela anak-anak sekolah, dan perempuan di dalam partainya. Ketua, kami terus melangkah maju, kami memotong inflasi 50 persen, kami menciptakan pertumbuhan ekonomi, kami mengurangi utang, kami mempersingkat daftar tunggu, dan kami menghentikan kapal-kapal. Sementara dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, kami terus berkinerja untuk Inggris,” terangnya.
BACA JUGA:Â Gereja Katolik Selidiki Laporan 'Pesta Seks' di Katedral Inggris
Pada Rabu, ribuan sekolah di Inggris ditutup, layanan kereta api lumpuh, dan penundaan penerbangan diantisipasi akan berlangsung di bandara. Perkembangan ini akan menjadi aksi mogok terbesar yang pernah disaksikan Inggris dalam kurun lebih dari satu dekade.
Follow Berita Okezone di Google News