WASHINGTON - Produsen senjata Amerika Serikat (AS) General Atomics telah menawarkan Ukraina dua drone Reaper MQ-9 hanya dengan harga USD1 (Rp14.865) dalam sebuah kesepakatan yang kontroversial. Penjualan ini, jika disepakati, akan membebani Ukraina dengan biaya pengangkutan yang jumlahnya tak sedikit, demikian diwartakan Wall Street Journal (WSJ).
Menurut Militaryaerospace, harga drone reaper AS diperkirakan berharga sekira USD32 juta (Rp475,7 miliar).
Proposal tersebut akan meminta Ukraina untuk menghabiskan USD10 juta (sekira Rp148 miliar), hanya untuk mempersiapkan dan mengirimkan drone dari AS. Sementara biaya pemeliharaan kedua drone itu akan mencapai sekitar USD8 juta (sekira Rp118,9 miliar) per tahun, menurut outlet tersebut.
Selain dua drone MQ-9A Block 1 yang lebih tua, paket tersebut akan mencakup stasiun kontrol darat bergerak untuk mengoperasikan UAV “hampir di mana saja”, menurut sebuah surat yang dilihat oleh WSJ.
CEO General Atomics Linden Blue mengajukan ide tersebut kepada atase militer Ukraina bulan lalu. Sementara Kiev dan Washington sama-sama menolak berkomentar, juru bicara perusahaan C. Mark Brinkley mengatakan kepada WSJ bahwa diskusi antara pemerintah Ukraina dan perusahaannya telah berlangsung selama “berbulan-bulan.”
“Kami yakin Ukraina membutuhkan kemampuan seperti Reaper, dan segera,” kata Brinkley sebagaimana dilansir dari RT.
Sementara AS telah mempersenjatai Ukraina dengan lebih dari 700 Switchblade dan 1.800 drone kamikaze Phoenix Ghost yang mampu membom sasaran, serta beberapa UAV pengintai, Washington terus bersikeras bahwa bantuannya sebagian besar bersifat defensif.
Follow Berita Okezone di Google News