JAKARTA – Operasi Seroja adalah invasi militer Indonesia ke Timor Timur yang saat itu merupakan koloni Portugis. Operasi yang dimulai 7 Desember 1975 hingga 1978 itu digunakan sebagai respons atas Deklarasi Balibo pada 30 November 1975, di mana sebagian warga Timor Timur menginginkan bergabung dengan Indonesia.
Beberapa jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) tercatat merupakan veteran Operasi Seroja di Timor Timur (sekarang Timor Leste). Beberapa di antaranya adalah pemilik brevet Kopassus.
Dalam Operasi Seroja, Indonesia melibatkan semua matra TNI, baik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). Pertempuran tersebut diperkirakan menewaskan 100.000-180.000 jiwa, baik dari kalangan sipil maupun militer. Timor Timur resmi menjadi bagian Indonesia pada 17 Juli 1976.
Berikut ini lima jenderal TNI pemilik brevet Kopassus veteran Operasi Seroja:
1. Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan diketahui nyaris kehilangan nyawa dalam operasi itu.
Dikutip dari buku 'Kopassus untuk Indonesia', ketika itu Luhut yang masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dan menjabat sebagai Komandan Kompi A ditugaskan merebut Aileu dan membantu Batalyon 406 yang terjepit oleh Tropas kelompok bersenjata Fretilin. Meski berhasil menduduki Aileu, bukan berarti Lulusan terbaik Akmil 1970 ini dan pasukannya sudah dalam keadaan aman.
Ancaman serangan dari kelompok bersenjata Tropas masih bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Mengingat Tropas memiliki motivasi tinggi, kemampuan menembak, dan menguasai medan dengan sempurna.
Luhut diketahui besar sebagai prajurit Kopassus di militer. Sejumlah jabatan penting pernah diembannya, antara lain Danden 81 Anti Teroris Kopassus, Asops Danjen Kopassus, Danpusdikpassus, Danpussenif. Jabatan terakhirnya di militer adalah Dankodiklat TNI AD. Selepas dari militer, Luhut masuk ke birokrasi pemerintahan. Beberapa jabatannya adalah Dubes RI untuk Singapura, Menperindag, Kepala Staf Kepresidenan, Menko Polhukam, dan saat ini menjabat Menko Kemaritiman dan Investasi.
2. Letnan Jenderal TNI (Purn) Dading Kalbuadi
Dia bertindak sebagai komandan dalam operasi militer ke Timor Timur pada 1975. Dia tercatat sebagai salah satu jenderal TNI veteran Operasi Seroja yang memiliki brevet Kopassus. Sebelum Operasi Seroja dilaksanakan, Dading membentuk tim-tim kecil untuk melakukan penyusupan ke wilayah Timtim.
Setelah operasi penyusupan berhasil dilakukan, baru dilaksanakan Operasi Seroja. Mantan Kepala Staf Umum ABRI itu memulai karier militer bergabung dengan pasukan pelajar IMAM (Indonesia Merdeka atau Mati).
Setelah Indonesia merdeka, Dading diterima sebagai siswa di Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD). Selanjutnya ia bergabung di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini dikenal dengan Kopassus.
3. Letjen TNI (Purn) Sutiyoso
Dikutip Sindonews, Sutiyoso menjadi salah satu jenderal TNI veteran Operasi Seroja yang memiliki brevet Kopassus. Tentara kelahiran Semarang, 6 Desember 1944 ini merupakan anggota operasi penyusupan ke Timor Timur. Kala itu, Sutiyoso berpangkat Perwira Pertama (Pama) TNI Angkatan Darat. Abituren AKABRI Darat 1968 itu diperintah langsung Benny Moerdani yang saat itu menjabat Asisten Intelijen (Asintel) Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam). Penyusupan Sutiyoso berhasil sehingga bisa memberikan banyak informasi sebagai dasar pelaksanaan Operasi Seroja. Dalam karier militernya, Sutiyoso besar di Kopassus.
4. Jenderal TNI (Purn) Wiranto
Wiranto juga pernah ikut dalam Operasi Seroja pada 1975-1976. Mantan Panglima ABRI di era Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, dan Presiden Abdurrahma Wahid itu memiliki brevet Kopassus di dada kirinya. Keikutsertaan Wiranto dalam Operasi Seroja ditunjukkan dengan tanda penghargaan Satyalancana Seroja di baris ke-7 di dada kiri seragam tentaranya.
Sebagai tentara, Wiranto memiliki karier militer yang moncer. Prajurit kelahiran Yogyakarta, 4 April 1947 itu menduduki jabatan-jabatan strategis, antara lain ajudan presiden, Pangdam Jayakarta, Pangkostrad, KSAD, hingga Panglima TNI.
5. Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto
Abituren AKABRI 1974 ini berperan besar dalam memimpin sebuah misi penangkapan pemimpin Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato. Dalam buku biografinya berjudul 'Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto', tentara kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951 tersebut menceritakan pengalaman sedih dalam Operasi Seroja. Komandannya di Unit C Pasukan Nanggala 10, Sudaryanto gugur di pelukan Prabowo dalam operasi di Kota Maubara, Timor Timor.
(Susi Susanti)