BANYAK cara dilakukan untuk mengorek informasi terkait peristiwa Gerakan 30 September (G30S). Pencarian dokumen terus dilakukan lewat penggerebekan pengikut gerakan tersebut. Selain itu juga lewat interogasi terhadap mereka yang ditangkap.
Buku ‘Memori Jenderal Yoga’ mengungkap kala itu tindakan pengamanan terus diperkuat. Kostrad yang didukung oleh pasukan RPKAD, Yon Kujang dan beberapa satuan lain tidak lagi bergerak sendiri, paling tidak adanya dukungan berbagai pihak. Maka pembersihan terhadap pengikut G30S semakin lancar.
Terseret G30S/PKI, Penjaga Terakhir Soekarno Dipenjara dan Dicopot dari Militer
Tidak jelas mengapa rencana yang sudah diatur sangat rahasia itu bocor. Tentu saja, info tersebut sampai kepada Presiden dengan penafsiran yang sudah keliru.
Suatu malam datang ke Kostrad beberapa orang yang mengaku sebagai utusan Presiden. Mereka mencari Yoga Sugomo dan Ali Moertopo untuk diminta menghadap Presiden. Tuduhan yang mereka lontarkan adalah, Kostrad akan menculik Dewi (istri Soekarno).
10 Juli 1949, Jenderal Sudirman Kembali dari Perang Gerilya Disambut Peluk Soekarno
Pada hari itu Presiden menyatakan sikapnya melalui corong RRI sebagai berikut:
1. Tuduhan bahwa AURI tersangkut dalam G30S adalah tidak benar,
2. Kepergiannya ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada tanggal 1 Oktober adalah atas kemauannya sendiri,
3. Semua pihak harus waspada, jangan sampai kekuatan AU dan AD diadudomba.
(Qur'anul Hidayat)