Langkah ini merupakan aktivitas militer AS yang terkait dengan perang, serta pelatihan tentara Ukraina mengenai taktik dan peralatan perang, serta mengirim senjata ke Kyiv akan terus berlanjut meskipun terdapat potensi penutupan.
Menurut Sherwood pada Selasa (19/9/2023), penutupan tersebut dapat menghentikan kegiatan-kegiatan itu, seperti yang pertama kali dilaporkan Politico.
Ini merupakan kabar baik bagi Volodymyr Zelensky Presiden Ukraina, karena pejabat AS dan Eropa mengkhawatirkan dukungan terhadap Ukraina akan terus berkurang. Volodymyr juga menyampaikan kasusnya kepada anggota parlemen di Capitol Hill pada Kamis pagi (21/9/2023), sebelum berangkat ke Gedung Putih untuk bertemu Presiden Joe Biden.
Selama pertemuannya di Gedung Putih, Biden mengumumkan akan memberi paket bantuan senilai USD325 juta setara dengan Rp5 triliun untuk Ukraina, termasuk pertahanan udara, artileri dan amunisi tambahan. Ia juga mengatakan bahwa tank M1 Abrams milik Angkatan Darat AS yang dijanjikan ke Kyiv akan tiba pada Minggu depan.
Biasanya saat penutupan seperti ini, semua aktivitas militer dihentikan kevuali aktivitas yang dianggap penting bagi keamanan nasional. Misalnya, pada saat tahun 2018, Menteri Pertahanan James Mattis mengatakan militer AS akan terus memburu ISIS di Timur Tengah, yang sudah melatih puluhan ribu pasukan Garda tiba-tiba dibatalkan.
“Secara hukum, pimpinan Pentagon dapat membuat pengecualian terhadap aktivitas yang ditangguhkan karena penutupan pemerintah,” kata Sherwood, sambil menekankan bahwa keputusan untuk mengecualikan operasi di Ukraina baru saja dibuat.
Pekan lalu Pentagon mengeluarkan pernyataan berisi “hanya pelatihan dan latihan militer yang diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan kesiapan operasional untukk mempersiapkan dan melaksanakan operasi itu.