JENEWA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan terhadap rumah sakit Al Ahli yang menewaskan 500 orang pada Selasa (17/10/2023).
"Saya ngeri dengan pembunuhan ratusan warga sipil Palestina,” cuitnya di X.
Dia mengecam keras tindakan tersebut. Dia juga menambahkan bahwa rumah sakit, klinik, personel medis, dan lokasi PBB secara eksplisit dilindungi oleh hukum internasional.
Dalam pernyataannya, Guterres juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada enam orang yang tewas dalam serangan di sebuah sekolah PBB di kamp pengungsi Al Maghazi pada Selasa (17/10/2023) pagi.
Kecaman yang sama sama diungkapkan Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsaa-Bangsa (PBB) Volker Tur. Dia mengatakan ledakan rumah sakit di Gaza yang menyebabkan sedikitnya ratusan orang tewas ‘tidak dapat diterima’.
“Kata-kata mengecewakan saya. Malam ini, ratusan orang tewas secara mengerikan dalam serangan besar-besaran. Termasuk pasien, petugas kesehatan, dan keluarga yang mengungsi di dalam dan sekitar rumah sakit. Sekali lagi yang paling rentan. Ini benar-benar tidak bisa diterima,” terangnya dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (17/10/2023) dari Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia.
Dia mengatakan rumah sakit adalah tempat suci dan pembunuhan serta kekerasan harus dihentikan. Dia menambahkan mereka yang bertanggung jawab atas ledakan rumah sakit harus bertanggung jawab.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk keras serangan terhadap Rumah Sakit al-Ahli yang telah menewaskan 500 orang pada Selasa (17/10/2023). WHO mengatakan serangan terhadap rumah sakit itu ‘skalanya belum pernah terjadi sebelumnya’.
“Kami menyerukan perlindungan segera terhadap warga sipil dan layanan kesehatan, dan agar perintah evakuasi dibatalkan,” cuit Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah postingan di X.
Para pejabat Gaza telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan berada di ambang kehancuran ketika Israel terus membombardir wilayah tersebut.
(Susi Susanti)