TOKYO - Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur yang memiliki sistem parlementer dengan bentuk monarki konstitusional. Terletak di ujung barat Samudra Pasifik, Jepang berbatasan dengan Laut Jepang di sebelah barat, dan berdekatan dengan Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau, menjadikannya negara kepulauan. Pulau-pulau utamanya meliputi Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang terletak di keempat pulau tersebut.
Dengan jumlah penduduk sekira 128 juta jiwa, Wikipedia melaporkan bahwa Jepang menduduki peringkat ke-10 sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia.
Dengan jumlah penduduk yang banyak, keyakinan dan keagamaan pasti mempunyai kelekatan di sana.]
Di masa lalu, agama memiliki peran signifikan dalam ruang publik Jepang, dengan Shinto dan Buddha pernah menjadi agama utama negara pada periode yang berbeda dalam sejarah Jepang. Shinto telah menjadi bagian integral dari budaya Jepang sejak zaman kuno, sementara agama Buddha diperkenalkan dari daratan pada abad ke-6.
Kedua agama ini telah hidup berdampingan secara harmonis dan bahkan saling melengkapi hingga tingkat tertentu.
Mayoritas penduduk Jepang mengidentifikasi diri mereka dengan agama Buddha, Shinto, atau keduanya.
Namun, sejak diperkenalkannya Konstitusi Jepang pada tahun 1947, sekularisme telah menjadi ciri khas masyarakat Jepang.
Ciri sekuler ini tercermin dalam demografi afiliasi keagamaan yang beragam. Tidak ada satu agama yang mendominasi, dan masyarakat cenderung mengikuti kombinasi praktik dari berbagai tradisi agama.
Orang-orang umumnya mengikuti ritual keagamaan pada peristiwa-peristiwa seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian, mengunjungi kuil atau pura pada Tahun Baru, dan ikut serta dalam festival lokal (matsuri) yang sebagian besar memiliki latar belakang agama.
Bersumber dari Cultural Atlas, Menurut Pemerintah Jepang pada tahun 2018, sekitar 69,0% penduduk mengidentifikasi diri sebagai penganut Shinto, 66,7% sebagai penganut agama Buddha, 1,5% sebagai penganut agama Kristen, dan 6,2% sebagai penganut agama lain.
Meskipun demikian, ketika ditanya secara pribadi tentang keyakinan agama, sebanyak 62% responden menyatakan bahwa mereka tidak memiliki keyakinan agama apa pun.
Sementara itu, 31% memilih agama Buddha, 3% memilih Shinto, 1% memilih agama Kristen, dan 1% memilih agama lain.
Dalam pernyataan ini, terlihat pandangan umum bahwa Shinto dan Buddha dapat dianggap sebagai serangkaian praktik atau gaya hidup yang dapat dipraktikkan bersamaan dengan kepercayaan lain.
Selain itu, masyarakat Jepang umumnya tidak menunjukkan atau mengungkapkan perasaan keagamaan yang kuat, kecuali bagi mereka yang merasa sangat terikat dengan identitas agama mereka.
(Rahman Asmardika)