Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Riset IDSIGHT: Prabowo Masih Dapat Dukungan Kuat Publik Meski Diterpa Isu MBG

Awaludin , Jurnalis-Kamis, 23 Oktober 2025 |11:47 WIB
Riset IDSIGHT: Prabowo Masih Dapat Dukungan Kuat Publik Meski Diterpa Isu MBG
Presiden Prabowo Subianto (foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Genap setahun usia pemerintahan, publik memberikan nilai positif terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto hingga mencapai 77,5%. Hanya 10,1% yang menilai negatif, dan sisanya cenderung bersikap netral.

Penilaian tersebut masih terbilang tinggi, meski sempat mengalami penurunan pada triwulan II (74,6%) dan triwulan III (72,2%). Kendati demikian, angkanya masih di bawah capaian pada 100 hari pertama pemerintahan yang menembus di atas 80%.

Sementara itu, penilaian terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka cenderung stabil, meski juga sempat sedikit menurun pada triwulan II dan III. Penilaian positif terhadap Gibran kini berada di angka 75,8%, dengan 15,6% menilai negatif dan sisanya netral.

Temuan ini merupakan hasil riset Indonesia Social Insight (IDSIGHT) yang dilakukan dengan menganalisis tanggapan terhadap konten media sosial Presiden dan Wakil Presiden pada 24 September–3 Oktober 2025 di platform Instagram, X/Twitter, Facebook Page, dan TikTok.

 

Menurut laporan Data Digital Indonesia 2024, keempat platform tersebut merupakan yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Dengan karakteristik pengguna yang berbeda-beda, kombinasinya diharapkan menghasilkan gambaran yang lebih objektif.

“Publik memberikan nilai positif sebesar 77,5% terhadap kinerja Presiden Prabowo saat memasuki usia setahun pemerintahan,” ungkap Direktur Komunikasi IDSIGHT, Johan Santosa, Kamis (23/10/2025).

Prabowo bergerak cepat menggulirkan sejumlah program prioritas yang menjadi bagian dari janji kampanye, di antaranya yang paling menonjol adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi diluncurkan sejak 6 Januari 2025.

Hingga Oktober 2025, jumlah penerima manfaat MBG — mulai dari tingkat PAUD, SD, hingga SMA, serta ibu hamil, menyusui, dan balita — telah menembus 35 juta orang. Program tersebut dijalankan melalui 12.189 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai daerah.

Program ini diharapkan mempercepat pemerataan akses gizi di seluruh Indonesia guna menekan angka gizi buruk dan prevalensi stunting yang masih tinggi. Selain itu, MBG juga diyakini mampu menggerakkan ekonomi lokal, terutama bagi petani, UMKM, dan tenaga kerja dapur SPPG.

 

Namun, dalam perjalanannya sempat merebak kasus keracunan makanan yang menjadi sorotan publik hingga muncul desakan agar program MBG dihentikan. 

“Sejumlah kalangan mengusulkan agar anggaran MBG dialihkan ke sektor pendidikan, dengan memberikan uang tunai langsung kepada orang tua,” jelas Johan.

Di sisi lain, banyak pihak yang telah merasakan manfaat MBG meminta agar program ini dilanjutkan dengan evaluasi dan perbaikan. 

“Banyak relawan dan pekerja dapur SPPG yang telah menikmati berkah berupa lapangan kerja dan penghasilan tambahan,” lanjutnya.

Polemik seputar kasus keracunan MBG sempat berdampak pada meningkatnya penilaian negatif terhadap kinerja Prabowo–Gibran. 

“Selain itu, publik juga menyoroti janji penciptaan 19 juta lapangan kerja yang belum terlihat progresnya,” ujar Johan.

 

Penilaian positif terhadap Prabowo kembali meningkat setelah pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB di New York, yang menyerukan perdamaian antara Palestina dan Israel. 

“Tampilnya kembali Indonesia di panggung dunia membangkitkan rasa bangga publik,” tandas Johan.

Sementara itu, wacana pemakzulan yang sempat bergema kini meredup, berganti dengan isu ijazah palsu yang menyerang Jokowi serta keabsahan latar belakang pendidikan Wapres Gibran. 

“Nyatanya publik masih merasakan hasil pembangunan infrastruktur selama era Jokowi,” tegasnya.

Munculnya sosok Gibran juga dinilai sebagai representasi politik anak muda, mengingat milenial dan Gen Z kini mendominasi demografi pemilih. 

“Prabowo–Gibran menjadi simbol harapan baru untuk mewujudkan tekad Indonesia Emas, alih-alih ‘Indonesia Gelap’ seperti banyak digaungkan,” pungkas Johan.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement