JAKARTA - Pengamat komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Iswandi Syahputra, menilai pertanyaan soal HAM dari Jusuf Kalla (JK) dan berbagai sindiran soal isteri yang ditujukan pada Prabowo Subianto justru menguntungkan. Menurutnya tanggapan Prabowo terhadap JK tidak terkesan sebagai sebuah pembelaan.
Â
"Materi pertanyaan soal HAM sangat menguntungkan Prabowo. Sebagai komunikator, selama ini Prabowo tidak punya medium untuk menyampaikan pesan pada khalayak komunikan. Timing-nya tepat, saat debat dia ditanya dan dia menjawab. Sebagai masalah yang lama melilitnya, Prabowo pasti sudah menyiapkan jawaban. Jawaban tersebut menunjukkan tidak ada kesan memaksakan diri untuk mengklarifikasi. Dan Prabowo berhasil menjelaskannya dengan baik tanpa menyerang balik JK," jelas Iswandi, menanggapi debat capres tadi malam.
Baca Juga: BuddyKu Festival, Generasi Muda Wajib Hadir
Follow Berita Okezone di Google News
Â
Justru kata dia, pertanyaan yang dilontarkan bisa menjadi bumerang bagi JK sendiri. Pasalnya, serangan soal kasus HAM yang disasarkan ke Prabowo selalu diulang-ulang seakan kehabisan akal untuk menyerang Prabowo.
Â
"Isu pelanggaran HAM oleh Prabowo ini sudah lama selesai. Tidak mungkin Prabowo menjadi Cawapres Megawati tahun 2009 yang saat ini justru mendukung JK dan Capres tahun 2014 jika urusan ini belum selesai," jelas mantan komisioner KPI Pusat itu.
Â
"Jadi dengan mudah publik dapat menilai, isu HAM diangkat kembali oleh JK sangat tendensius hanya untuk membunuh karakter Prabowo. Bahkan bisa saja materi HAM ini menegaskan adanya titipan asing. Dan jelas ini bukan sikap seorang negarawan," imbuhnya.
Â
Dia juga menyayangkan perihal sindiran soal isteri terhadap Prabowo. Pasalnya, pertanyaan tersebut tidak etis dilontarkan sosok mantan Wakil Presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I.
Â
"Walau bersifat menyindir, dalam komunikasi publik sebenarnya kurang etis karena menyangkut ruang privasi yang bersifat personal. Disayangkan sindiran ini keluar dari mulut seorang capres dan cawapres," katanya.
Â
Kata dia, jika dinilai hasil debat capres semalam, masih berimbang. "Pasangan Prabowo-Hatta mampu dengan baik mengartikulasikan visi misi mereka secara konseptual. Pasangan ini punya gaya yang baik menjadi pemimpin negara karena lebih banyak bicara ke depan. Sementara pasangan Jokowi-JK mampu meyakinkan apa yang sudah mereka lakukan sebelumnya, karena itu mereka banyak bicara bukti, akhirnya banyak terjebak bicara masa lalu. Dalam posisi imbang begini, siapa yang melakukan kesalahan dialah yang kalah," pungkasnya.
(ful)