JAKARTA - Perwakilan tokoh masyarakat Maluku dan NTT menemui pimpinan DPD siang ini. Mereka sepakat untuk menghentikan perselisihan pascabentrokan di Jalan Ampera Raya, Jakarta, kemarin.
Sebagaimana diketahui, disinyalir kelompok yang bertikai kemarin berasal dari kelompok masyarakat Ambon dan Flores.
"Pertemuan ini untuk mencari solusi, nanti akan ada pertemuan susulan untuk menciptakan perdamaian di antara saudara-saudara yang bertikai," kata Wakil Ketua DPD Laode Ida di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Kamis, (30/9/2010).
Menurut Laode, polisi sengaja membiarkan terjadinya bentrokan di Ampera. Padahal, gelagat akan terjadinya kericuhan sudah terlihat. "Mereka lamban bertindak, Polri harus dikoreksi mereka kadang bekerja atas pesanan karena uang. Negara ini jstru bukan semakin aman," tandasnya.
Sementara itu, perwakilan tokoh asal Flores, Zakaria mengatakan, keributan terjadi karena persoalan kesejahteraan dari warga Indonesia timur yang mencari nafkah menjadi jasa pengamanan di Jakarta.
"Kami dari NTT meminta supaya bisa di akhir konflik yang terjadi di pengadilan kemarin. Kita harus berpikir strategis bagaimana memberdayakan kelompok-kelompok ini karena akar masalah sebenarnya adalah kesejahteraan," jelasnya.
Anggota DPD dari Maluku Jack Osdara berpendapat sama dengan Zakaria. Menurut dia ketimpangan pembangunan antara wilayah barat dan timur menyebabkan gelombang urbanisasi warga ke Jakarta untuk menyambung hidup.
"Akarnya adalah pembangunan timur barat tidak memadai. Kami dari DPD berjuang agar ada kue keadilan di timur Indonesia. Ini ekses, jangan sampai kita diperalat, diadu domba," pungkasnya.
(Dede Suryana)