INCO ganti baju jadi Valle Indonesia

R Ghita Intan Permatasari (Okezone), Jurnalis
Selasa 27 September 2011 13:07 WIB
Logo Inco
Share :

Sindonews.com - Usai ditinggalkan sang Presiden Direktur Tony Wenas, PT Internasional Nickel Tbk (INCO) pun kini berganti wajah menjadi PT Valle Indonesia Tbk.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) INCO yang berlangsung hari ini, Selasa (27/9/2011), alasan pergantian nama perusahaan tersebut adalah dikarenakan PT Valle merupakan pemegang saham mayoritas di INCO dengan kepemilikan sebanyak 58,73 persen. Sementara itu, pemegang saham lainnya yakni Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. sebesar 20,09 persen, publik  sebesar 20,49 persen, Vale Japan Limited 0,55 persen, dan Sumitomo Corporation 0,14 persen.

Vale Canada Limited adalah satu perusahaan yang merupakan kelompok usaha Vale S.A Base Metals Vale Canada Limited (Vale Canada), sebelumnya bernama Vale Inco Limited, berubah sejak 31 Agustus 2010

Namun, pergantian nama tersebut membutuhkan waktu, perseroan sendiri masih membutuhkan approval dari pemerintah mengenai pergantian nama perseroan tersebut. "Kita masih butuh persetujuan dari BEI, Dephumkam, ESDM, kita harap secepatnya proses ini bisa selesai," ungkap Vice President Officer INCO Bernadus Irmanto usai RUPSLB.

Selain soal pergantian nama, RUPS-LB juga menyetujui pengangkatan direktur utama baru perseroan Nicolaas Kanter, yang menggantikan Tony Wenas yang mengundurkan diri Agustus lalu.

Selain mengangkat direktur utama yang baru, perseroan juga telah mengangkat dua direksi baru, yaitu Michael J O'Sullivan sebagai Project Director dan Joshimar Piercer sebagai chief operating officer.

Sebelumnya, pada pertengahan Agustus 2011 lalu Tony Wenas mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan presiden direktur INCO pada akhir pekan ini karena alasan pribadi dan keluarga.

"Enggak ada alasan profesional, alasan keluarga saja. Saya ingin serius menekuni hobi menyanyi," kelakar Tony kala itu.

Meskipun telah mengundurkan diri, Tony Wenas mengaku akan tetap membantu perusahaan setelah. Pergantian pimpinan ini tidak menyurutkan komitmen perseroan untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif dan rencana pertumbuhan yang ada untuk mencapai produksi tahunan sebesar 120 ribu metrik ton dalam waktu dekat.

Tony pun sempat berpesan kepada siapa pun pengganti dirinya untuk berkonsentrasi pada keberlanjutan proyek Bahodopi yang sedang digarapnya di Sulawesi Tengah.

"Konsen di Proyek Bahodopi karena dalam tiga sampai lima tahun ke depan, proyek itu akan dapat meningkatkan produksi nikel rata-rata  per tahun mencapai 120 ribu ton," tandasnya.

Sebagai informasi, INCO sedang mengerjakan proyek Bahodopi di Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan nilai investasi mencapai USD500 juta. Di sana, INCO akan berinvestasi berupa smelter, host dryer, screening station, dan refinery untuk menambah kapasitas produksinya.

PT Inco selama ini dikenal sebagai produsen nikel utama dunia didirikan sejak Juli 1968. Adapun kegiatan dari PT Inco yaitu memproduksi nikel dalam matte, yang merupakan produk antara, dari bijih lateritik pada fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu kami di dekat Sorowako di pulau Sulawesi.

Seluruh produksinya dijual berdasarkan kontrak jangka panjang dalam denominasi dolar AS kepada pabrik pemurnian di Jepang. PT Inco memiliki 3.136 karyawan tetap dan 3.006 karyawan kontrak

(Andina Meryani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya