PYONGYANG - Kabar seputar kematian mendiang mantan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Il kembali bermunculan. Kini muncul laporan dari Korut yang menyebutkan bahwa kematian Kim disebabkan karena kerusakan di bendungan hidroelektrik.
Pada 2009, Korut mengerjakan proyek pembangunan bendungan yang didesain untuk menghasilkan 300 ribu kilowatt listrik. Bendungan itu juga menjadi solusi dari kekurangan pasokan listrik yang masih menghantui Pyongyang.
Namun level air di bendungan itu sangat rendah, pembangkit listrik tenaga air pun tidak berhasil menghasilkan energi. Proyek pembangunan bendungan itu juga dilanda sejumlah masalah yang cukup serius.
Bendungan seluas 554 meter itu sempat mengalami kerusakan yang cukup besar. Otoritas di Korut juga menemukan adanya kebocoran, namun kebocoran itu berhasil ditambal pada April 2011.
Sumber di Korut mengklaim, Kim menganggap bendungan besar itu sebagai salah karya terbaiknya yang digarap dengan penuh pengorbanan. Ayah dari Kim Jong-Un itu juga dikabarkan sudah delapan kali mengunjungi bendungan tersebut.
"Setelah diberitahu akan adanya kebocoran (di bendungan), Kim Jong-Il marah dengan para pejabatnya dan memerintahkan mereka semua untuk memperbaiki bendungan itu," demikian pernyataan sumber yang menolak disebutkan identitasnya, seperti dikutip Chosun Ilbo, Rabu (5/6/2013).
"Karena tidak bisa meredam amarahnya, dia langsung bergegas pergi ke bendungan itu, dan tewas seketika," imbuhnya.
Tepat pada 17 Desember 2011 (dua hari setelah laporan kebocoran bendungan itu muncul), Kim dinyatakan wafat karena serangan jantung di kereta anti-pelurunya. Pejabat Korut mengklaim, serangan jantung itu disebabkan karena Kim terlalu lelah bekerja.
(Aulia Akbar)