Ancaman di Penghujung Rezim Soeharto

Randy Wirayudha, Jurnalis
Sabtu 21 Maret 2015 06:45 WIB
Presiden Ke-2 Indonesia, Soeharto. (dok.Okezone)
Share :

JAKARTA – Terlepas dari reputasinya terkait hilangnya beberapa orang yang dianggap berpotensi mengancam kedudukannya, Presiden RI kedua, Soeharto terbilang hampir tak pernah menerima ancaman. Apalagi sampai mengalami upaya pembunuhan.

Ini tidak seperti pendahulunya, Presiden pertama Indonesia Soekarno. Putra Sang Fajar itu sering menerima ancaman dan percobaan pembunuhan.

Sedangkan Rezim 32 tahun Soeharto terbilang adem-ayem. Di masa Soeharto itu pula Indonesia terasa damai dan mengalami masa jaya dalam swasembada pangan dan ekonomi.

Jika pun ada ancaman, Presiden yang dijuluki “The Smiling General” baru dihujani ancaman pada akhir rezimnya. Terutama ketika meletusnya gerakan Reformasi 1997-1998.

Meski tak jelas bentuk ancamannya, tapi setidaknya hal itu sangat dirasakan mencekam buat Soeharto. Hal tersebut diungkapkan mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden, Endriartono Sutarto.

’’Setiap hari demo massa mendekat ke Cendana. Ibaratnya, kami ingin memicingkan mata sebentar saja tidak bisa. Sebab, tingkat ancaman terhadap Presiden sudah sangat tinggi,’’ papar Endriartono pada September 2014.

’’Mengawal presiden di tengah-tengah gelombang massa anti-Soeharto itu ya bisa dibayangkan seperti apa mencekamnya,” tambahnya.

Tapi ancaman itu akhirnya benar-benar tak berwujud nyata. Bahkan hingga akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan Wakil Presiden saat itu, Bacharuddin Jusuf Habibie, Soeharto tetap aman.

(Abu Sahma Pane)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya