PYONGYANG - Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un punya berbagai alasan aneh untuk menyingkirkan seseorang. Hal sepele pun bisa menyebabkan seseorang mati di tangan algojo diktator bertangan besi itu. Sang diktator punya beberapa metode untuk melenyapkan orang-orang yang dibencinya.
Tembak Mati
Metode eksekusi pertama adalah ditembak mati. Salah seorang korban tembak mati adalah Jang Song Thaek, pemimpin kedua tertinggi di Korut. Pria ini tak lain adalah pamannya sendiri, ia menikah dengan bibi Kim Jong-un.
Sang paman mati di tangan regu tembak di Desember 2013. Setelah kematiannya, foto-foto Jang Song Thaek dihilangkan dari peredaran.
Kim Jong-un menuduh pamannya korupsi dan berkhianat. Pada 2009, mentor politik Kim Jong-un itu disebut-sebut menghamburkan uang 3 juta poundsterling atau sekira Rp61 miliar.
Mati Diracun
Kali ini, giliran istri Jang Song Thaek yang menjadi korban Kim Jong-un. Pada November 2015, bibi Kim Jong-un, Kim Kyong Hui dinyatakan meninggal karena stroke.
Seperti diberitakan Mirror, Sabtu (16/5/2015), belakangan diketahui Kim Jong-un memerintahkan pegawainya untuk membunuh perempuan berusia 68 tahun itu dengan racun. Jong-un mengeksekusi bibinya hanya karena dia terus-menerus mengeluh soal kematian suaminya. Setelah kematian Kim Kyong Hui, Jong-un menjatuhkan eksekusi mati atas tujuh anggota keluarga Jang lainnya.
Dibakar Hidup-hidup
Eksekusi berlanjut ke Deputi Kementerian Pekerjaan Umum Korut yang bernama O Sang-hon. Orang yang menjadi pengiring jenazah Jang Song Thaek tersebut diputuskan untuk dibakar hidup-hidup. O Sang-hon dieksekusi karena mematuhi instruksi Jang untuk mengubah departemen pemerintah menjadi lembaga perlindungan-pemerasan.
Diledakkan dengan Mortir
Wakil Menteri Tentara Korut, Kim Chol, dieksekusi dengan mortir karena kedapatan minum alkohol dan berpesta pada masa duka pasca-kematian Kim Jong Il di Desember 2011.
Kim Jong-un memerintahkan agar tidak ada jejak Kim Chol yang tertinggal bahkan sehelai rambut pun tidak. Kim Chol dipaksa untuk berdiri di atas sebuah titik yang menjadi target mortir-mortir yang mengelilinginya.
(Pamela Sarnia)