JAKARTA - Sebuah survei terkait penilaian masyarakat terhadap kinerja menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikeluarkan. Kali ini, survei ditujukan pada masyarakat kelas menengah hingga atas yang tinggal di kawasan setigita emas Jakarta, yakni Sudirman, Thamrin, dan Kuningan.
Dengan metode purposive sampling atau cara mengetahui persepsi profesional tertentu, 250 responden mendapatkan pertanyaan kritis tentang kinerja Kabinet Kerja. Survei ini dilakukan mulai dari 26 Mei sampai 3 Juni 2015.
Hasilnya, berbagai masalah yang paling disoroti adalah tidak terurainya kemacetan, harga kebutuhan pokok yang tinggi, melemahnya rupiah, dan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus naik. Persepsi itu membuat 58,8% masyarakat kurang puas, dan hanya 30,8% yang merasa cukup puas dengan pemerintahan sekarang.
Faktor ketidakpuasan itu kemudian membuat 60,4% responden menginginkan adanya reshuffle kabinet, 38% tidak perlu, dan 1,6% abstain. Selanjutnya, reshuffle juga dianggap suatu yang mendesak dengan angka mencapai 67,5%, kemudian hanya 14,9% yang menilai kurang mendesak.