JAKARTA – Sebuah rumah besar di Jalan Imam Bonjol Nomor 1 di Jakarta Pusat, menjadi satu dari beragam tempat yang sangat berpengaruh bagi jalannya Republik ini menuju pintu gerbang kemerdekaan, 70 tahun silam.
Ketika Indonesia masih dikuasai Jepang, rumah bergaya arsitektur “Art Deco” itu ditempati seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, (Teikoku Kaigun), Laksamana Tadashi Maeda.
Di rumah itu pula pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohamad Hatta serta Achmad Soebardjo dipersilakan sang tuan rumah, Laksamana Maeda, untuk merumuskan dan merangkai sejumlah kata yang dikemudian hari dikenal sebagai teks proklamasi.
Sungguh tak terkira bagaimana jasa kecil dengan makna besar Maeda yang membolehkan para pemuda serta Soekarno Cs, membuat teks proklamasi di tengah bayang-bayang pengawasan Angkatan Darat Jepang (Teikoku Rikugun).
Tapi baik Maeda, Soekarno maupun Hatta kini sudah tinggal nama tentunya, mesti senantiasa tak lekang dari ingatan. Oleh karenanya, pengelola rumah Maeda tersebut yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, bakal menggelar napak tilas proklamasi dengan mendatangkan anak Laksamana Maeda.
Sebagaimana rilis yang diterima Okezone, pada Minggu, 16 Agustus 2015 besok sekira pukul 12.30 WIB, anak Maeda, Nishimura Toaji akan diagendakan bersua sejumlah keluarga pencetus proklamasi, seperti keluarga Soekarno, keluarga Hatta, serta keluarga Achmad Soebardjo.
Agenda pertemuan itu merupakan satu dari sejumlah kegiatan peringatan HUT RI ke-70 yang digelar Museum Perumusan Naskah Proklamasi, bekerja sama dengan Dewan Harian Nasional/Dewan Harian Daerah Angkatan ’45, Museum Joang ’45 serta Monumen Tugu Proklamator.
1.000 partisipan dari tokoh-tokoh Angkatan ’45, sejumlah siswa tingkat SD, SMP, SMA hingga mahasiswa, juga akan meramaikan beserta beberapa komunitas sejarah, komunitas sepeda onthel, hingga parade Drumband dan Kirab bendera Merah-Putih.
Orasi perjuangan tentang peranan rumah Maeda ini akan mengawali reka ulang peristiwa detik-detik proklamasi, dan pelepasan peserta long march dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi menuju Monumen Tugu Proklamasi.
(Muhammad Saifullah )