JAKARTA - Prosedur keamanan laut menjadi salah satu hal yang dibahas dalam Simposium Internasional Asia 2016 bertajuk 'Isu Keamanan Laut Kontemporer di Kawasan Asia'. Terkait hal tersebut, Deputi Kedaulatan Maritim Indonesia Arief Havas Oegroseno memaparkan, prosedur keamanan laut yang ideal sebenarnya sudah termaktub dalam rancangan kerja (work plan) yang ada selama ini.
Contohnya, seperti yang dirumuskan dalam ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM), Center for Southeast ASEAN Studies (CSEAS) dan East African Maritime Security Summit (EUCAP). Semua merupakan prosedur keamanan maritim yang dibuat oleh para ahli di bidangnya.
"Di kawasan Asia itu banyak sekali arsitektur keamanan laut yang handal. (Agar laut tetap terjaga keamanannya, idealnya,) melalui diskusi-diskusi di forum internasional itu. Kan ada juga prosedur (hukum) terkait masalah perikanan," terangnya saat ditemui dalam acara Simposium Internasional Asia 2016, Jakarta pada Senin (22/8/2016).
Namun begitu, Havas menyayangkan semua itu tidak terlalu terkoordinasi dengan baik. Sehingga hasilnya sampai sekarang belum terlalu maksimal. Beberapa pencegahan pecahnya konflik dan sejenisnya memang sudah ada yang tercapai. Keberhasilan itu diperoleh karena para pelaku hubungan luar negeri, diplomat, tentara dan instansi lain yang terkait telah bersedia duduk dalam suatu konferensi.
"Mereka rata-rata satu sama lain kenal sekarang ini. Jadi itu sudah berjalan baik. Hanya outcome-nya yang sampai sekarang masih bersifat akademis. Jadi harus digali lagi. Agar sifatnya lebih bisa menyentuh pada kondisi praktis di lapangan," terangnya.