Rusia Nyatakan Siap Gunakan 'Pengaruhnya' terhadap Korut

Rufki Ade Vinanda, Jurnalis
Rabu 06 Desember 2017 05:11 WIB
Rudal antarbenua milik Korut, Hwasong-15. (Foto: Task Purpose)
Share :

MOSKOW - Ulah Korea Utara (Korut) yang kembali meluncurkan uji coba rudal telah memicu keresahan dunia internasional untuk kesekian kalinya. Sebagai negara sahabat, kini giliran Rusia yang angkat suara dan menyatakan akan menggunakan kedekatannya dengan Korut untuk menghentikan aksi provokatif tersebut.

Rusia melalui Kremlin (istana kepresidenan) menyatakan, jika pihaknya memiliki saluran komunikasi dengan Pyongyang. Dan berdasarkan hal tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Igor Morgulov menyebut, Moskow siap mengerahkan pengaruhnya kepada Pyongyang.

"Kami memiliki saluran dengan Korut yang akan kami gunakan untuk melakukan dialog, dan kami siap untuk menerapkannya. Kami siap mengerahkan pengaruh kami kepada Korea Utara," ujar Morgulov dalam sebuah konferensi di Berlin, Jerman.

Morgulov juga menyebut, ketimbang Pyongyang pada dasarnya Washington (Amerika Serikat) telah menginginkan perang yang sesungguhnya. Salah satu pejabat tinggi di Negeri Beruang Merah tersebut percaya terdapat 'skenario' semacam itu.

Sebagaimana diketahui, Rusia sejauh ini cenderung melindungi negara tertutup itu meski sebenarnya uji coba rudal juga telah membuat Moskow kesal. Pihak Rusia meyakini jika sanksi yang diarahkan ke Korut tidak akan efektif untuk menghentikan pengembangan program rudal dan nuklir mereka.

"Kami percaya bahwa langkah mengisolasi Korut tidak akan berhasil dan tidak akan membawa kemajuan. Dengan melakukan itu, kita hanya akan memperburuk situasi yang semakin berbahaya. Kami benar-benar berada di ambang perang yang sesungguhnya," imbuh Morgulov.

Sementara itu di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan, jika Presiden Donald Trump pada dasarnya menginginkan solusi damai dan diplomatik terhadap ancaman nuklir dan rudal dari Pyongyang. Namun, Negeri Paman Sam menilai Korut justru telah menunjukkan tanda-tanda tak tertarik dengan perundingan.

Dalam akhir pidatonya, Morgulov menyebutkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Ia menyebutkan, bahwa Korut sesungguhnya tengah mencari peluang untuk bisa berdialog dengan AS mengenai program nuklirnya tanpa meminta jaminan keamanan dari China dan Rusia.

(Rufki Ade Vinanda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya