GORONTALO - Meski bulan tertutup awan, warga muslim tetap menggelar Shalat Gerhana (Khusuf) di sejumlah masjid di Kota Gorontalo, malam tadi.
Jamaah masjid memilih menunggu bersama waktu datangnya gerhana bulan di masjid setelah melakukan Salat Isya.
Warga mulai menjalankan shalat dan dilanjutkan dengan khotbah, saat memasuki waktu gerhana hingga puncaknya pada pukul 21.25 WITA.
Khatib Shalat Gerhana di Masjid Al Hikmah Kota Gorontalo, Lukman mengatakan bahwa peristiwa gerhana merupakan salah satu tanda kebesaran Allah dan menjadi pengingat bagi umat muslim untuk memperbaiki diri lebih baik.
Menurut dia, fenomena alam yang langka tersebut seharusnya mampu membawa peningkatan iman dan perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Sementara itu, suasana menyambut gerhana bulan di Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo lebih ramai dibanding malam biasanya karena warga mengamati gerhana di tempat terbuka seperti halaman rumah dan lapangan terdekat.
Anak-anak berkumpul dan memainkan kaleng, sebagai ungkapan kegembiraan dalam mengamati gerhana bulan tersebut.
Namun sebagian warga mengaku kecewa tak bisa menyaksikan penampakan bulan merah dengan sempurna, karena terhalang kumpulan awan.
"Dari awal hingga selesai puncak gerhana, tetap saja tertutupi awan. Hanya tampak ada bentukan berwarna jingga yang samar-samar," kata salah seorang warga, Iyam Musa.
BMKG Gorontalo melakukan pengamatan gerhana di Stasiun Geofisika Gorontalo mulai pukul 19.00 hingga 23.00 WITA.
Pengamatan tersebut terbuka bagi masyarakat luas yang ingin mengamati gerhana dengan peralatan yang memadai.
(Risna Nur Rahayu)