“Ada banyak kepentingan bersama dengan Israel dan jika ada perdamaian, maka akan lebih banyak kepentingan bersama antara Israel dengan negara-negara anggota Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk,” urai pria berusia 32 tahun itu.
Sebagai informasi, Arab Saudi memiliki musuh besar di kawasan Timur Tengah, yakni Iran. Peningkatan ketegangan antara Riyadh dan Teheran memicu spekulasi bahwa benturan kepentingan mungkin saja mendorong kerjasama antara Israel dengan Arab Saudi mengingat keduanya sama-sama memandang Iran sebagai ancaman di kawasan Timur Tengah.
BACA JUGA: Pemerintah AS Resmi Umumkan Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Arab Saudi baru saja membuka wilayah udaranya untuk dilintasi pesawat-pesawat maskapai komersial Israel pada Februari lalu. Sementara pada November 2017, seorang anggota kabinet Israel mengungkapkan adanya kontak diam-diam dengan Arab Saudi.
Negara Kerajaan itu mengecam pernyataan Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada Desember 2017. Akan tetapi, sejumlah pejabat pemerintahan Arab Saudi menuturkan, Riyadh pada saat itu memilih untuk mendukung strategi Negeri Paman Sam terkait rancangan tahap awal perdamaian antara Israel dengan Palestina.
(Wikanto Arungbudoyo)