Setnov Menyesal Bertemu Andi Narogong

JAKARTA ‎- Terdakwa perkara dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP, Setya Novanto (Setnov) mengaku menyesal ikut menghadiri pertemuan di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan. Di mana pada pertemuan tersebut dihadiri oleh Andi Agustinus alias Andi Narogong, Irman, Diah Anggareni, dan sejumlah pengusaha.

"Saya sangat menyesal (hadir) di Hotel Grand Melia Kuningan. Jika saya tidak ditemui Irman, mungkin saya tidak pernah terlibat jauh proyek e-KTP yang menyeret saya ke kursi pesakitan ini," ungkap Setnov saat membacakan pleidoi atau nota pembelaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2018).

Awalnya, Setnov mengakui bahwa tidak hati-hati mengenal dengan Andi Narogong, Irman dan Diah Anggraeni. Sebab, menurut Setnov, mereka telah merencanakan kesepakatan jahat sebelum bertemu dengannya.

"Majelis hakim yang mulia, dan inilah ketidakhati-hatian saya. Saya tidak keberatan Andi Agustinus bertemu, saya bersama Irman dan Diah Anggraeni," jelas Setnov.

(Baca Juga: Pleidoi Setnov Bakal Bongkar Nama Lain di Kasus E-KTP)

Dari pertemuan tersebut, Setnov mengatakan, Irman pernah meminta bantuan terkait proyek pengadaan e-KTP. Bantuan tersebut diutarakan Irman, Andi Narogong, dan Diah Anggraeni di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, yang juga dihadiri oleh sejumlah pengusaha termasuk Johannes Marliem.

"Setelah bertemu di Gran Melia beberapa kali ditemui Andi, Irman dan pengusaha termasuk saudara Johaannes Marliem, walau faktanya saya tak pernah follow up atau menindaklanjuti hasil pertemuan. Saya juga tak pernah jadi inisiator," terangnya.

Namun, diakui Setnov, atas adanya pertemuan di Hotel Gran Melia tersebut membuatnya mengikuti alur pusaran korupsi e-KTP. Di mana, Setnov merasa Johannes Marliem menjebaknya dengan melakukan perekaman atas pertemuan itu.

"Fakta persidangan sejak awal, ada maksud tertentu dari Johannes Marliem yang menjebak saya dengan merekam pembicaraan," pungkasnya.