JAKARTA – Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau mengalami penurunan. Pada Selasa 15 Januari 2019, gunung yang berada di Selat Sunda, Lampung, itu tercatat hanya mengalami dua kali gempa embusan dan tremor menerus dengan amplitude 1–19 mm dominan 5 mm.
Pusat Vulkanologi dan Mitugasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan, berdasarkan catatan seismograf sepanjang Selasa kemarin, Gunung Anak Krakatau mengalami dua kali gempa embusan dan terjadi tremor menerus.
(Baca juga: Aktivitas Gunung Anak Krakatau Menurun, tapi Masih Siaga)
"Dari kemarin hingga pagi ini visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah utama tidak teramati. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur," tulis PVMBG dalam laman resminya, Rabu (16/1/2019).
Inilah Gunung Anak Krakatau (GAK) dari helicopter BNPB pada 13/1/2019, 12.31 WIB. Tubuh GAK telah banyak berubah. Saat ini tinggi GAK hanya 110 meter dari sebelumnya 338 meter. Jumlah letusan cenderung menurun. Status masih Siaga. Zona berbahaya 5 km dari puncak kawah. pic.twitter.com/1GYjjNvjTe
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 13 Januari 2019
Gunung Anak Krakatau sendiri masih berstatus siaga atau level III. Gunung setinggi 110 meter dari permukaan laut (MDPL) itu terakhir erupsi pada Selasa 8 Januari 2019 dan mengeluarkan kolom abu setinggi 1.110 meter di atas permukaan laut.
(Baca juga: Gunung Anak Krakatau Digoyang 40 Kali Gempa, Dilarang Mendekati Kawah Radius 5 Km)
PVMBG pun merekomendasikan masyarakat atau wisatawan tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer dari kawah.
(Hantoro)