Kepala Balai Taman Nasional Berbak Sembilang, Pratono Puroso mengatakan, monitoring ini sendiri tidak hanya melihat harimaunya tapi juga mangsanya serta kondisi habitatnya. Pihaknya juga mencari tanda-tanda yang lain, misalnya perburuan yang akan tertangkap sehingga pengambilan keputusan terhadap konservasi harimau bisa lebih terarah dan fokus.
"Oleh karena itu memang kita harus berkolaborasi baik dengan NGO, mitra-mitra yang lain, private sector dan masyarakat pemerintah daerah," ujarnya.
Dirinya mengatakan, bantuan pihak lain diperlukan karena adanya cakupan yang lebih luas individu yang belum terdeteksi di kegiatan sebelumnya akhirnya bisa terdeteksi kemudian. "Dan juga sisi pengamanan karena ada pengamanan yang rutin mencangkup wilayah yang strategis sehingga mereka merasa nyaman berkembang biak di situ," tutupnya.
(Fakhri Rezy)