MASJID Istiqlal adalah masjid nasional yang terletak di bekas Taman Wilhelmina, tepatnya di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Masjid yang diresmikan pada 22 Februari 1978 ini memiliki daya tarik sendiri bagi masyarakat, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Hal itu dikarenakan arsitektur masjid tersebut modern dan megah, serta memiliki keunikan dalam tiap lekukannya. Di samping itu, desain eksterior dan interiornya juga memiliki makna teologis dan historis yang mendalam.
Masjid Istiqlal dikenal dengan kemegahannya. Luas bangunannya mencapai 26 persen dari total kawasan seluas 9,32 hektare. Sejak diresmikan puluhan tahun silam, masjid ini menjadi kebanggan rakyat Indonesia dan menjadi salah satu ikon di Ibu Kota.
Masjid Istiqlal ini diarsiteki oleh Frederich Silaban. Pria berdarah Batak itu beragama Kristen Protestan. Masjid terbesar di Asia Tenggara ini juga letaknya berhadapan dengan Gereja Katedral yang melambangkan kerukunan antarumat beragama.
Nama Istiqlal diambil dari bahasa Arab yang berarti merdeka. Masjid ini didirikan oleh founding fathers untuk menghormati para pejuang Muslim yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan, sekaligus bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Pemancangan tiang pertama masjid ini dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961. Setelah belasan tahun dibangun barulah pada 22 Februari 1978 diresmikan oleh Presiden Soeharto. Istiqlal terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Keindahan masjid tersebut semakin lengkap karena posisinya yang dikelilingi aliran sungai.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Dr Nasaruddin Umar mengatakan, Masjid Istiqlal memiliki makna mendalam dalam tiap sudutnya. Misalnya saja di kubah utama masjid tersebut yang berdiameter 45 meter. Angka 45 memiliki makna kemerdekaan Indonesia.
Sementara itu, menara tunggal yang ada di masjid melambangkan tauhid atau keesaan Allah SWT. Menara ini berlapiskan marmer dengan tinggi 66,66 meter (6.666 cm) yang melambangkan jumlah ayat dalam Alquran. Lalu lima lantai masjid yang melambangkan rukun Islam dan sila dalam Pancasila.
"Masjid Istiqlal itu full meaning. Kemudian nilai kearifan lokal ada di situ, misalnya ada bedug (raksasa)," ujar Nasaruddin saat berbincang dengan Okezone, beberapa waktu lalu.
Nasaruddin menuturkan, Masjid Istiqlal adalah pusat kebudayaan dan spiritual terbesar di Asia Tenggara. Bahkan, kata dia, Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz al-Saud terkagum-kagum melihat kemegahan masjid yang mampu menampung jamaah hingga 200.000 orang itu.
"Kalau kita mendongak mata di atas kubah, saya mengantar Raja Salman sampai kagum melihat itu tingginya besar sekali," tuturnya.
Kubah utama Masjid Istiqlal memang berukuran besar. Diameternya mencapai 45 meter dan ditopang oleh 12 pilar yang tersusun melingkar. Angka 45 melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, dan 12 melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal.
Nasaruddin berharap Masjid Istiqlal dapat menjadi 'oase' spiritual bagi masyarakat perkotaan yang umumnya 'tandus.' Ia ingin masjid tersebut menjadi pusat pencerahan bagi umat. Terlebih masjid ini juga terbuka bagi seluruh umat beragama, tak hanya bagi muslim saja.
"Yang paling penting bagi saya Masjid Istiqlal harus menjadi pusat pencerahan umat. Siapapun dan apapun problemnya ketika keluar dari masjid semuanya plong. Masjid Istiqlal ini oase spiritual. Masyarakat perkotaan itu kan tandus ya, begitu masuk ke dalam langsung sejuk," kata dia menjelaskan.
Ia menambahkan, umat dari agama lain juga diperbolehkan masuk ke dalam Masjid Istiqlal. Sifat inklusif ini terinspirasi dari Masjid Nabi Muhammad SAW yang pada waktu itu sering menjamu tamu dari kalangan lintas agama. Bahkan, per harinya Masjid Istiqlal menerima 300 kunjungan turis dari negara sahabat.
"Agama apapun boleh masuk Istiqlal, tidak dilarang, karena mencontoh masjid Nabi. Yang penting berpakaian sopan. Kita siapkan pakaian sopan untuk mereka (bila dibutuhkan). Turis per harinya yang datang (bisa sampai) 300 orang" ujarnya.
(Rizka Diputra)