Sejarah Jatinegara Mester: Tokoh Guru Agama hingga Tanah Luas Penuh Pohon Jati

Hantoro, Jurnalis
Jum'at 07 Juni 2019 07:01 WIB
Kawasan Jatinegara Mester atau dikenal juga Bali Mester di Jakarta Timur. (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA – Tahukah Anda kawasan di Jakarta Timur bernama Jatinegara Mester? Wilayah yang juga disebut Bali Mester ini berada di antara Terminal Kampung Melayu dan Matraman.

Jika Anda pengguna angkutan umum yang melintas di sana pasti sudah tidak asing dengan kawasan itu. Tapi, bagaimana daerah tersebut sampai bisa bernama Jatinegara atau Bali Mester? Berikut Okezone paparkan sejarahnya.

Mengutip dari buku Ensiklopedi Jakarta, Jumat (7/6/2019), penamaan kawasan Jatinegara Mester sebenarnya berasal dari seorang tokoh Belanda 'Meester Cornelis Senen'. Ia merupakan seorang pemilik tanah di sana.

(Baca juga: Asal-usul Nama Pasar Senen dan Sejarahnya)

Cornelis merupakan warga Pulau Lontar, Banda, yang dikirim ke Batavia (nama Jakarta saat itu) oleh Gubernur Hindia-Belanda Jan Pieterszoon Coen pada 1621.

Cornelis Senen merupakan anak dari keluarga kaya raya. Di Batavia, ia menjadi guru agama Kristen. Pada 1963, Cornelis Senen membuka sekolah, memimpin doa, dan membaca khotbah dalam bahasa Melayu, Banda, Portugis, dan Belanda.

Jabatannya sebagai guru agama Kristen itulah yang membuat Cornelis Senen mendapat tambahan gelar 'meester' di depan namanya. Sepuluh tahun kemudian ia diangkat menjadi calon pendeta atau proponent, meski gagal belajar katekisasi (pelajaran saat akan menempuh ujian untuk menjadi pendeta) pada 1657.

Namun demikian, Meester Cornelis Senen diberi hak istimewa boleh menebang pohon di tepi Kali Ciliwung yang letaknya 15–20 kilometer dari Batavia (kawasan Kota saat ini).

(Baca juga: Kisah Bir Ali dan Sejarah Panjang Cikini)

Di tempat itu pada 1661, Meester Cornelis Senen mempunyai sebidang tanah luas penuh pohon jati. Kayu dari pohon-pohon jati yang ditebang, dikirim ke kota dengan cara dihanyutkan melalui Kali Ciliwung. Kayu-kayu itu kemudian dipakai sebagai bahan untuk membangun rumah dan lain-lain.

Tahan luas penuh pohon jati itulah yang kemudian dikenal dengan nama kawasan Meester Cornelis yang merujuk kepada pemiliknya. Belakangan tempat tersebut dikenal pula sebagai Jatinegara.

Penyebutan nama Jatinegara diawali saat pendudukan tentara Jepang. Ketika itu balatentara Dai Nippon mengganti semua atribut berbahasa Belanda dan coba mencari nama lain dalam bahasa Melayu. Maka, Meester Cornelis Senen diubah menjadi Jatinegara.

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya