(Baca juga: Kisah Bir Ali dan Sejarah Panjang Cikini)
Di tempat itu pada 1661, Meester Cornelis Senen mempunyai sebidang tanah luas penuh pohon jati. Kayu dari pohon-pohon jati yang ditebang, dikirim ke kota dengan cara dihanyutkan melalui Kali Ciliwung. Kayu-kayu itu kemudian dipakai sebagai bahan untuk membangun rumah dan lain-lain.
Tahan luas penuh pohon jati itulah yang kemudian dikenal dengan nama kawasan Meester Cornelis yang merujuk kepada pemiliknya. Belakangan tempat tersebut dikenal pula sebagai Jatinegara.
Penyebutan nama Jatinegara diawali saat pendudukan tentara Jepang. Ketika itu balatentara Dai Nippon mengganti semua atribut berbahasa Belanda dan coba mencari nama lain dalam bahasa Melayu. Maka, Meester Cornelis Senen diubah menjadi Jatinegara.
(Hantoro)