"Kita perlu membangun konter narasi terhadap berbagai hoax dan fake news yang berkembang di media sosial. Ini juga salah satu bentuk dialog yang penting kita kembangkan terus-menerus," ujarnya.
Sementara Dubes Oegroseno menyebutkan salah satu aspek penting dalam diskursus kebebasan berpendapat adalah pencapaian titik keseimbangan antara kebebasan pendapat dengan kepentingan umum dan kebebasan pendapat orang lain.
"Hukum internasional tentang keseimbangan kebebasan berpendapat dengan kepentingan umum sudah diatur secara jelas. Selain itu juga terdapat berbagai yurisprudensi tentang hal ini. Di Eropa sendiri terjadi debat yang luas tentang keseimbangan freedom of speech dengan hate speech dan hoax-fake news," ucapnya.
Saat ditanya Dubes Oegroseno mengenai peran ulama dan wanita penceramah di Indonesia saat ini, Yenny menjelaskan jumlahnya meningkat. Dalam beberapa hal ulama dan wanita penceramah lebih efektif dalam menyampaikan pesan-pesan agama kepada umat.
Ia mengatakan, wanita juga memegang peran penting dalam memberantas sikap intoleransi di kalangan masyarakat, terutama melalui pendidikan yang bermula dari keluarga.