Kelompok itu mematahkan kaki korban dengan palu kemudian menghancurkan dadanya, memancungnya dan memotong lengan bawahnya.
Mereka kemudian menggantung mayatnya dan membakar tubuhnya.
Korban diidentifikasi bernama Mohammed Taha Ismail al-Abdullah, seorang warga negara Suriah, yang dituduh meninggalkan pasukan yang loyal kepada Presiden Suriah.
Media Rusia sejak itu mengklaim telah berhasil menggunakan perangkat lunak pengenal wajah untuk mengidentifikasi salah satu tentara yang terlibat.
Surat kabar Novaya Gazeta mengatakan bahwa salah satu dari mereka, bernama Stanislav D, yang diketahui telah dipekerjakan di unit Wagner, sebuah perusahaan militer swasta Rusia di Suriah.
Dia adalah seorang mantan perwira polisi dari wilayah Stavropol di Rusia selatan sebelum bergabung dengan Wagner pada 2016.