Melihat maraknya pencurian tulang belulang , Kepala Kampung Beo, Abidin Syukur mengatakan, dirirnya bersama perangkat kampung telah membentuk karang taruna dari para pemuda setempat untuk menjaga sejumlah spot wisata sejarah di kampung mereka.
Abidin juga meminta adanya perhatian serius dari dinas Pariwisata Raja Ampat dan pihak Balai Arkeologi Papua Barat serta pihak Kepolisian untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kami perangkat kampung sudah bentuk BUMDES dan karang taruna di kampung ini kami berdayakan, kami mencoba menjaga sisa-sisa tulang belulang ini di tempatnya untuk dijadikan kawasan spot wisata sejarah, kami berharap instansi terkait seperti dinas Pariwisata Raja Ampat, Balai Arkeolog Papua Barat dan pihak Kepolisian untuk sama-sama warga kampung Beo menuntaskan masalah pencurian dan mengembangkan potensi wisata yang ada di kampung beo ini,” ujarnya.
Potensi pariwisata di Raja Ampat Papua Barat, tak hanya wisata alam baharinya saja. Potensi wisata sejarah yang saat ini tengah dikembangkan oleh warga asli Raja Ampat perlu mendapatkan perhatian dan dukungan serius pemerintah daerah baik kabupaten, provinsi juga pemerintah pusat.
Pengembangan potensi spot wisata sejarah di Raja Ampat diharapkan dapat mampu meningkatkan kunjungan wisatawan baik internasional maupun domesotik ke Raja Ampat. Selain itu juga dapat meingkatkan pendapatan asli daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
(Qur'anul Hidayat)