JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syarief Abdullah Alkadrie mengatakan, seharusnya saat hari raya Idul Fitri, angkutan transportasi seperti KRL Commuter Line tak perlu dibuka untuk umum.
Pasalnya, terjadi penumpukan penumpang di dalam gerbong dan protokol kesehatan pun tak bisa berlaku.
“Seharusnya ini (KRL) kan enggak perlu dibuka ini. Sekarang kan enggak ada aktivitas kerja,” kata Syarief kepada Okezone di Jakarta, Senin (25/5/2020).
Ia pun sangat menyayangkan kenapa pemerintah tetap memperbolehkan KRL tetap beroperasi saat lebaran.
“Saya sangat menyayangkan, kenapa tidak ada grand design? Kenapa hari itu dibuka apalagi kemarin hari minggu dan itu memberi peluang untuk jalan-jalan. Saya enggah tahu di mana pemikirannya,” jelas dia.
Selain untuk mengurangi masyarakat berpergian di tengah pandemi Covid-19, alasan dirinya ingin KRL tak dibuka saat libur lebaran adalah untuk mencegah adanya penularan virus antara individu.
“Saya enggak tahu lah hari ini apalagi masih dibuka, ini bukan persoalan jam. Tapi penumpukan manusia, janganlan sampai dua jam, lima menit saja kalo ada penularan bisa jadi penularan. Persoalan, kan kumpulan kenapa harus di buka?,” ujar dia.
Kepadatan penumpang terlihat di dalam KRL Commuter Line dari Jakarta menuju Bogor saat hari lebaran 24 Mei 2020.
Situasi yang terjadi ini tentu saja membuat protokol kesehatan social distancing tidak bisa berlaku.
"Padet banget ini kereta yang saya naikin," tutur Eka, seorang pekerja asal Depok yang kerja di daerah Jakarta, Minggu (24/5/2020).
(Ahmad Luthfi)