Usai melakukan pemantauan, Dian sering mengalami sesak napas. Di sela tugasnya, ia sempat berobat ke rumah sakit dan Dokter menyatakan bahwa ada cairan pada jantung dan paru-paru Dian.
Dian pun harus dirawat di ruang ICU selama dua pekan dan bertahan dengan bantuan ventilator. Sejumlah dokter yang menanganinya, tidak ada satupun yang dapat menjelaskan penyakit yang sebenarnya menjangkiti tubuh Dian.
"Saya enggak tahu Mas Dian ini sakit apa," ujar salah satu dokter yang dikutip dari Laporan Tahunan 2019 KPK.
Selain Dian, ada juga serangan atau ancaman lain yang menyasar Pimpinan, pegawai hingga kantor lembaga antikorupsi itu. Misal pada Januari 2019 Benda mirip bom ditemukan di kediaman mantan Ketua KPK, Agus Rahardjo. Kemudian dua bom molotov dilemparkan ke kediaman mantan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.
Lalu, pada Februari 2019, dua anggota tim surveillance KPK dianiaya saat memantau informasi dugaan akan adanya penyuapan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. September 2019 terjadi demo bayaran di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.
Selain itu masih di periode yang sama, terdapat peta perlawanan dan dukungan terhadap KPK di media sosial terkait revisi undang-undang KPK. Kemudian adanya surat kaleng yang menyebut pegawai KPK turut andil terhadap demonstrasi mahasiswa yang menolak RKUHP.
(Awaludin)