Peneliti Temukan Kelemahan dari Vaksin Covid-19 Buatan China dan Rusia

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 01 September 2020 17:44 WIB
Ilustrasi. (Foto: RFI)
Share :

TORONTO – Beberapa pakar mengatakan menemukan potensi kekurangan pada vaksin Covid-19 terkemuka yang dikembangkan di Rusia dan China. Mereka mengatakan, vaksin-vaksin tersebut didasarkan pada virus flu biasa yang telah menginfeksi banyak orang sehingga berpotensi membatasi keefektifannya.

Vaksin buatan CanSino Biologics, yang disetujui penggunaannya oleh militer di China, adalah bentuk modifikasi dari adenovirus tipe 5, atau Ad5. Menurut laporan Wall Street Journal, CanSino Biologics sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan persetujuan darurat di beberapa negara sebelum menyelesaikan uji coba berskala besar.

Sementara itu vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, yang disetujui di Rusia awal bulan ini meskipun pengujiannya terbatas, didasarkan pada Ad5 dan adenovirus kedua yang kurang umum.

BACA JUGA: Satgas Sebut Vaksin Covid-19 Asal China yang Paling Maju

“Ad5 mengkhawatirkan saya hanya karena banyak orang memiliki kekebalan,” kata Anna Durbin, peneliti vaksin di Universitas Johns Hopkins sebagaimana dilansir Reuters.

"Saya tidak yakin apa strategi mereka... mungkin tidak akan memiliki kemanjuran 70%. Mungkin memiliki kemanjuran 40%, dan itu lebih baik daripada tidak sama sekali, sampai sesuatu (vaksin) yang lain muncul. "

Vaksin dipandang penting untuk mengakhiri pandemi yang telah merenggut lebih dari 845.000 nyawa di seluruh dunia. Gamaleya mengatakan pendekatan dua virusnya akan mengatasi masalah kekebalan Ad5.

BACA JUGA: Vaksin Covid-19 Rusia 'Sputnik V' Diambil dari Nama Satelit Pertama di Dunia

Kedua pengembang vaksin ini memiliki pengalaman bertahun-tahun dan vaksin Ebola yang disetujui juga didasarkan pada Ad5.

Baik CanSino maupun Gamaleya tidak menanggapi permintaan komentar.

Para peneliti telah bereksperimen dengan vaksin berbasis Ad5 untuk melawan berbagai infeksi selama beberapa dekade, tetapi tidak ada yang digunakan secara luas. Mereka menggunakan virus yang tidak berbahaya sebagai "vektor" untuk membawa gen dari virus target, dalam hal ini virus corona baru, ke dalam sel manusia, mendorong respons kekebalan untuk melawan virus yang sebenarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya