WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meremehkan keseriusan serangan siber besar-besaran terhadap jaringan instansi pemerintah dan perusahaan swasta AS, yang diduga dilakukan oleh agen Rusia. Sikap Trump itu bertolakbelakang dengan penilaian menteri luar negerinya dan sejumlah anggota Kongres.
Peretasan itu diperkirakan berdampak pada sedikitnya 18 ribu pelanggan SolarWinds, sebuah perusahaan manajemen piranti lunak yang berbasis di Texas, termasuk departemen energi, keuangan dan perdagangan AS, serta pemerintah daerah dan lokal.
BACA JUGA: 50 Badan Pemerintah AS Terpengaruh Serangan Siber Besar-besaran
Setelah beberapa hari bungkam, pada Sabtu (19/12/2020) Trump untuk pertama kalinya berkomentar mengenai peretasan itu melalui cuitan di Twitter. Namun, tidak seperti para pejabat intelijen dan anggota Kongres, yang memperingatkan bahwa kerugian akibat peretasan itu masih berlangsung, presiden mengatakan "semuanya terkendali."
....discussing the possibility that it may be China (it may!). There could also have been a hit on our ridiculous voting machines during the election, which is now obvious that I won big, making it an even more corrupted embarrassment for the USA. @DNI_Ratcliffe @SecPompeo
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 19, 2020
“Saya sudah mendengar pengarahan," tulisn Trump di Twitter. "Peretasan Siber ini jauh lebih besar dalam Media Berita Bohong daripada kenyataannya."
Trump juga meragukan komentar yang disampaikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang disampaikan pada Jumat (18/12/2020) malam, yang mengatakan sepertinya Rusia bertanggung jawab.