Dipenjara 68 Tahun karena Kasus Perampokan dan Pembunuhan, Napi 83 Tahun Ini Dibebaskan

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 16 Februari 2021 10:48 WIB
Joseph Ligon dibebaskan setelah dipenjara selama 68 tahun (Foto: Instagram)
Share :

PHILADELPHIA - Seorang pria yang telah dipenjara selama 68 tahun akhirnya dibebaskan setelah menolak mengajukan pembebasan bersyarat.

Joseph Ligon, 83, awalnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 1953 setelah terlibat dalam perampokan dan penyerangan di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), yang menewaskan dua orang.

Insiden ini terjadi saat Ligon masih berusia 15 tahun. Kala itu, dia bersikeras jika dirinya tidak membunuh siapa pun. Dia pun menjadi narapidana remaja terlama di negara itu.

Hukumannya dikurangi menjadi 25 tahun menjadi hukuman seumur hidup pada 2017, setelah Mahkamah Agung memutuskan hukuman seumur hidup untuk remaja merupakan hukuman yang kejam dan tidak biasa.

Namun, Ligon tidak mengajukan pembebasan bersyarat setelah putusan tersebut.

“Saya suka bebas. Dengan pembebasan bersyarat, Anda harus melihat orang-orang pembebasan bersyarat begitu sering,” terangnya kepada Philadelphia Inquirer.

(Baca juga: Palestina Tuduh Israel Hentikan Pengiriman 2.000 Dosis Vaksin Sputnik V)

"Anda tidak dapat meninggalkan kota tanpa izin pembebasan bersyarat. Itu bagian dari kebebasan bagiku,” lanjutnya.

Pengacara Ligon, Bradley Bridge, memohon pembebasan kliennya di pengadilan federal, dan akhirnya menang pada November tahun lalu lalu.

“Konstitusi mensyaratkan bahwa seluruh hukuman, baik persyaratan minimum dan maksimum yang dijatuhkan pada seorang remaja, bersifat individual - dan satu ukuran untuk semua tidak dapat lolos dari undang-undang konstitusional,” ungkapnya.

Ligon dibebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan Negara Phoenix di Montgomery County pada Kamis (11/2).

(Baca juga: Perempuan Muda Mengaku Diperkosa di Gedung Parlemen, PM Australia Minta Maaf)

Dia mengatakan saat hari pembebasan bukanlah hari yang menyedihkan. Tapi dia sangat berharap ibu, ayah, dan saudara laki-lakinya bisa bergabung dengannya.

"Saya melihat semua gedung tinggi. Ini semua baru bagi saya. Ini tidak pernah ada,” terangnya saat membahas bagaimana Philadelphia berubah.

Penjara Negara Bagian Timur, tempat dia pernah dipenjara, telah diubah menjadi museum dan atraksi Halloween.

Dia mengatakan hal itu "itu tidak sesuai dengan seleranya” dan menolak untuk dimasukkan sebagai obyek yang dipamerkan. Menurut dia hal itu akan menjaga menciptakan kesan yang salah jika dirinya adalah orang yang berbahaya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya